Ada yang banyak berubah, baik tampak maupun tidak tampak, dalam menjalani pernikahan ini sejak mengetahui istri alhamdulillah dianugerahi kehamilan. Sebuah siklus kehidupan yang patutdilaluo dalam lajur yang halal dan penuh tanggunh jawab. Aku masih banyak perlu belajar menjadi calon ayah. Ya, bahkan dalam status calon ayah pun aku wajib membuka keran atas berbagai saran dan masukan yang muaranya ada pada perbaikan diri. Salah satu yang aku pelajariadalah si janin ini sudah memegang peran sebagai ujian.
Ujian bukan bermakna negatif. Justru peran ujian yang dijalankannya mengandung makna berharga, yang jika mampu dilewati maka kami akan meeroleh kesempatan yang lebih lebar menuju surga. Sungguh, aku ingin memainkan peran sebagai "yang diuji" ini dengan penih keikhlasan dan ikhtiar.
Pertama tentu soal manajemen waktu. Aktivitas saat sebelum istri hamil tentu berbeda setelah hamil. Di situkita diuji bagaimana mengelola waktu dengan memilih dan memilah prioritas waktu. Apakah realitasnya kita masih menempatkan Allah sebagai pangkal dari semua niat?
Kedua soal memadukan rencana masa depan si anak versi ayah, versi ibu, bahkan versi keluarga besar. Semua punya gagasan yang didasari bahwa milik mereka lah yang lebih baik. Sebagai ayah, saya diuji untuk memadukan segala ragam masukan tersebut. Memadukan bukan berarti menyeragamkan, bukan pula menjalanannya berselang-seling tanpa alasan jelas.
Aku menikmati ujian ini, semoga Allah menguatkan ibadah ini
No Response to "Dari Janin pun Sudah Menjadi Ujian"
Posting Komentar