Pattaya, kota yang punya keunikan tersendiri. Naif jika menyebut tidak ada kesan apapun. Belantara yang penuh daya pikat hal-hal duniawi, barangkali itu asosiasi yang kerap melekat. Tapi, Pattaya juga menyimpan harta karun berupa kebaikan orang-orang, termasuk kesungguhan umat muslim menjaga kehormatannya dan agamanya.
Ada pengemis, sama seperti di Indonesia, yang mengais belas kasihan di pinggir jalan. Apakah mereka lebih terhormat ketimbang menjajakan nafsu duniawi. Allah tentu punya otoritas paling tinggi untuk menilainya. Ada pedagang yang jujur, ada juga yang kurang jujur, ah agaknya di belahan bumi manapun idem. Ada orang yang tetap menjunjung religinya, walau bukan Islam. Saya salut dengan bagaimana derasnya dekadesi tidak serta merta merosotkan loyalitasnya pada apa yang dipeluknya.
.............terpotong keberangkatna pesawat menuju Malaysia.....
Terkait dagangan yang diantaranya mengandung bahan makanan haram, rasa-rasanya itu faktor paradigma keyakinan, tidak bisa disalahkan juga, yang pasti saya berterima kasih karena beberapa pedagang menyatakan jelas ini daging apa ataupn mengandung apa, kalau meminjam istilahnya kaskus 'Nice inpoh gan'.
Terus terang Pattaya merupakan kunjungan berkesan yang memberi pelajaran tersendiri.
Gugaman Batin tentang Pattaya
Jumat, Desember 23, 2016 by
Arfive Gandhi
Posted in
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
No Response to "Gugaman Batin tentang Pattaya"
Posting Komentar