Berwisata ke luar daerah atau luar negeri merupakan hal yang sepintas mengasyikan. Namun, ada banyak yang patut dipersiapkan, baik yang bersifat benda konkret maupun abstrak. Di balik perjalanan yag menyenangkan ada persiapan yang matang. Hanya saja, kematangan ini sifatnya probabilistik, beeeeuh naon ieuu. Ya, maksudnya 'untung-untungan' gitu. Mungkin saja yang kita perkirakan berjalan persis dalam kenyataan sehingga persiapan kita memadai. Tapi tidak jarang yang terjadi sebaliknya. Berikut ini beberapa benda yang perlu disiapkan jika kita berwisata, baik domestik maupun antar-negara.
Listrik
Kita hidup di era yang kebutuhan pokoknya adalah sandang, pangan, papan, dan casan/charge-an. Artinya listrik sudah menjadi kebutuhan yang tidak terelakan keberadaannya, terutama bagi kaum urban yang tinggal di perkotaan sebagai pelaku utama dalam berwisata. Kabel charge, terutama handphone, perlu disiapkan dengan kondisi yang layak, bukan kabel yang 'kadang nyambung kadang nggak. Pun dengan powerbank yang perlu dipastikan kapasitasnya cukup tidak. Khusus powerbank, kita perlu memeriksa batas yang diperbolehkan oleh petugas bandara. Beberapa kawan saja yang kerepotan memindahkan powerbank dalam jumlah banyak ke layanan kargo di bandara lantaran tidak lolos untuk dibawa di bagasi maupun kabin. Kembali ke urusan listrik, kita juga perlu mengestimasi dimana saja kita 'nebeng' mencolokkan kabel listrik. Lokasi seperti tempat makan, terminal, hingga pombensin mungkin bisa dimanfaatkan, namun perhatikan baik-baik apakah lokasinya memang memungkinkan kita 'nebeng'. Tempat seperti masjid/mushola boleh jadi ada colokan listrik, tapi tidak bisa kita sembarangan nge-cas karena pasokan listriknya dibiayai infak jamaahnya, sehingga perlu pamit jika ingin nebeng. Pamit lho ya, bukan ngasih tahu. Belum lagi kalau lokasi yang akan dituju atau dilewati ini terhitung pedesaan, perlu sopan santun untu 'nebeng' ngecas lho. Sedikit info, model colokan listrik di Indonesia barangkali berbeda dengna di luar negeri yang konon ada yang menggunakan lubang lebih pipih.
Uang
Yang ini tidak perlu dibahas mengapa. Yang perlu ditekankan di sini adalah bagaimana kita menyimpan uang, berapa pecahan yang kita pegang, serta jenis mata uang apabila kita di luar negeri. Lokasi menyimpan uang harus diperhatikan. Sebaiknya bagi uang kita ke minimal 4 lokasi, yaitu 1 lokasi untuk pembayaran jangka pendek, misalnya beli minum, bayar bus; lalu 2 lokasi untuk menyimpan stok uang jangka panjang; dan 1 lokasi cadangan. Ketika stok di lokasi pembayaran jangka pendek sudah habis maka isi seperlunya dari stok jangka panjang. Kenapa loksinya minimal 2, sederhananya adalah mencegah kemungkinan hilang atau kecurian. Sementara itu 1 lokasi cadangan adalah antisipasi kemungkinan terburuk ketika kita kehabisan uang. Jangan lupa catat dan kumpulkan semua bukti pengeluaran. Kita perlu membuat rekap keuangan saat di seperempat atau separuh perjalanan kita sebagai momen evaluasi apakah strategi berbelanja kita sudah tepat dan apakah modal kita untuk 'survive' masih cukup. Cari informasi tentang ATM ataupun money changer. Sebagai contoh, saat saya ekspedisi ke Ternate, di sana ATM bukan barang yang lazim maka saya perlu memastikan stok uang sesuai rute perjalanan saya. Jika sudah bepergian antar-negara maka lokasi money changer pun harus kita ketahui. Lebih jauh lagi, kita perlu mengonversi Rupiah kita ke Dolar AS sebagai uang cadangan saat di luar negeri, terutama di luar ASEAN sebagai antisipasi jika money changer yang dituju tidak bisa menerima penukaran dari Rupiah. Sebetulnya ATM dengan logo VISA memugkinkan kita mengambil uang dari bank asal Indonesia yang berlogo VISA. Namun biaya administrasi yang dibebankan lumayan juga lho hehee.
Internet
Terus terang saya agak bingung apakah harus dijelaskan mengapa. Apa perlu pula saya menanyakan 'internet cepat buat apa', hehee. Internet punya banyak benefit untuk menunjang perjalanan kita. Sempit pikiran kita jika hanya berasumsi internet hanya untuk update foto di instagram. Internet punya kegunaan yang lebih luas, misalnya memeriksa lokasi yang akan dituju, menerjemahkan informasi yang kita temui di perjalanan, hingga menghubungi pihak berwajib saat ada kondisi darurat. Apabila lokasi yang dikunjungi adalah Indonesia, maka kita patut waspada jika ISP kita bukan si 'merah' karena [bukan promosi lho y] banyak ISP yang tidak bsia menjangkau daerah di luar Pulau Jawa-Sumatera-Bali-Madura-Kalimantan-Sulawesi. Pengalaman pribadi saya, saat berkunjung ke Ternate, ISP saya si biru sirna sinyalnya hehee. Bagaimana jika ke luar negeri. Jangan lupa cari informasi bagaimana caranya mengakses internet selama di luar negeri, baik untuk handphone maupun laptop. Lokasi seperti bandara dan hotel barangkali menyediakan internet publik, namun tidak jika kita berada di jalanan. Pengalaman saat ke Thailand serta Malaysia tahun lalu, terdapat penjual nomor seluler yang juga bisa dipakai untuk paket data internet. Oh ya
Alat Pengamanan Dokumen
Yang namanya tempat 'baru' tentu kita tidak bisa lepas dari ancaman keamanan. Kita perlu mawas diri dengan menyediakan beberapa peralatan keamanan. Untuk dokumen seperti paspor, boarding-pass, uang kartal, kita perlu amplop maupun stopmap. Gunakan beberapa amplop/stopmap yang kedap air agar kita bisa mengelola dokumen-dokumen tersebut dengan aman, setidaknya dari ancaman hujan/air. Untuk paspor ataupun dokumen lain yang sering dikeluarkan, gunakan amplop/stopmap yang lebih kecil dan mudah disisipkan di tas jinjing, sedangkan dokumen yang jarang dikeluarkan bisa ditempatkan di dalam tas. Bila perlu persiapkan gembok karena boleh jadi tempat kita singgah tidak seaman dibayangkan.
Alat Kebersihan
Sebagai muslim, nasehat yang bagus [terutama untuk saya] jangan sampai iman hilang sebagian lantaran tidak menjaga kebersihan selama bepergian. Tambahan bagi yang gemar berfoto ria, masa iya kucel pas dipotret gara-gara lupa bawa alat kebersihan hehee. Namun, liaht juga alat kebersihan kalian bisa lolos 'sensor' kabin pesawat atau tidak ya.
No Response to "Modal Apa Travelling? [2]"
Posting Komentar