Sajak ini ditulis saat menunggu bus/travel menuju Bangkok, ceritanya seorang suami yang kangen istri sekaligus ayah yang rindu anaknya
Asing dan tanpa daya bercakap
Hanya segelintir cahaya di ufuk barat
Jauh dari makna megah tapi bernyaman saja
Kawan sejati sisakan sejuk dan sekerdil optimis
Yang orang sebut hiruk pikuk itu fana
Ada permataku sabar bertaut kalbu
Yang tegar sepinya dipermak rindu
Yang berpeluh arsiteki masa depan si buah hati
Bila kubisikkan salam pada udara
Adakan angin menayangkan di benaknya
Mengendap perlahan kumpulkan pilar bersama
Mencentang satu demi satu target menuju surga
Menjelang 6 Sore di Sri Praphat
Senin, Desember 19, 2016 by
Arfive Gandhi
Posted in
Puisi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
No Response to "Menjelang 6 Sore di Sri Praphat"
Posting Komentar