Iseng-iseng ngamati tampilan website-website partai politik di Indonesia. Menarik juga menilik teknik mereka masing-masing dalam menata informasinya, karena boleh jadi keseriusan dan kematangan dalam mengelola website merupakan cerminan mereka dalam mengelola pemerintahan nantinya. Dan sebagai catatan, pemanfaatan IT merupakan isu yang nyaris tidak terdengar dalam berbagai visi, misi, dan program kerja parpol saat ini. Pemakaian IT hanya identik dengan penguasaan social media :p
Partai Nasional Demokrat di partainasdem.org
Tampilan homepage bagian header penyambutannya simpel namun elegan. Beberapa ide kecil namun memberi kesan unik seperti 3 lingkaran berisi paparan untuk bergabung yang background-nya berupa warna gradasi. Namun memasuki scroll-down kesan yang timbul agak anjlok, dimana ada berbagai artikel yang kurang jelas apa kategorinya. Memang ada sebuah icon biru-putih di sebelah kiri, namun kurang deskriptif. Untungnya penempatan seluruh artikelnya tidak saling beradu. Keberadaan sidebar belum dioptimalkan karena hanya ada dua box, yaitu box ajakan bergabung serta profil caleg, malah di box profil caleg, hanya ada kotak "Profil caleg" yang harus di-klik tanpa ada deskripsi ataupun gambar yang memancing perhatian.
Partai Kebangkitan Bangsa di pkb.or.id
Hijau ada dimana-mana walau kali ini perlahan tapi pasti warna merah mulai memberi peran, apakah ini "sinyal"? Entahlah. Oh ya, pemilihan konsep akordeon dalam menyampaikan informasi menjadi lebih ringkas merupakan pilihan yang tepat sehingga tidak memperamai konten yang sudah tampil. Proporsi gambar dan tulisan di
web ini relatif lebih baik. Pemilihan
font juga sudah OK.
Partai Keadilan Sejahtera di www.pkspiyungan.org
Terlalu ramai, baik tulisan maupun gambarnya. Bahkan
menu bar yang memang hanya satu justru terkesan ada tiga baris lantaran berbagai tambahan yang agak aneh
placing-nya. Menenai beritanya cenderung memihak ke salah seorang kandidat tidak akan saya bahas hehee. Yang pasti keramaian konten malah membuat pembaca bingung apa yang harus dilakukan pertama kali jika membuka
homepage ini. Uniknya beberapa artikel yang lebih esensial ditempatkan di bawah, itu pun tanpa
excerpt alias cuplikan tulisan, hanya judul, berbeda dengan artikel yang ada di paling atas sehingga kesan pragmatis dalam mengarahkan pandangan pembaca timbul.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
Bingung mencari di Google, dilanjut mencari
URL-nya di Twitter resmi PDIP, diperolehlah pdiperjuangan.org, namun kenapa isinya redirect ke notes.pdiperjuangan.org. Jadi, tidak ada komentar apapun
Partai Golongan Karya di partaigolkar.or.id
Porsi elemen di dalamnya rapi dan seimbang. Pemilihan hurufnya pun ringan dan mudah terbaca. Tentang pembagian konten ke dalam kategori yang ada sudah terstruktur. Menariknya warna khas kuning hanya terdapat pada
background dan
header, untuk
box-box rubrik warna hijau sebagai warna kedua lebih diolah. Selain itu, entah terkait atau tidak, tidak ada wajah ketua umum yang menghiasi ornamen web ini, malah di tengah rivalitas JK-JKW vs PS-HR, keduanya memperoleh kesempatan "numpang beken" di
web Partai Golkar. Kombinasi
web dengan elemen terkait
social media sebenarnya sudah tepat, hanya saja tulisan Facebook
fans yang "hanya" 4387 dan
subscriber YouTube yang "cuma" 27 malah menjatuhkan
image populer.
Partai Gerakan Indonesia Raya di partaigerindra.or.id/
Pemilihan warnanya cerdas dimana background-nya adalah merah-putih tanpa modifikasi sehingga kesan sederhana langsung didapat. Selain itu, warna
second kuning menjadi pilihan yang cocok sebagai
background inactive menu dimana yang menjadi
background active menu-nya adalah merah marun. Sambutan berupa
full-width (walau nggak
full-screen, tapi
full-nya selebar
content) berupa gambar monokrom merah-hitam mempertegas kesan klasik dengan tulisan yang menyalak berisi tawaran kepada masyarakat. Di-
scroll sekali ke bawah, berbagai
box (yang mirip modul OpenERP) jadi pembeda dengan web-web lainnya, berbagai fitur layanan dengan
icon sederhana menjadi keunggulan
web ini. Meskipun demikian, ketika di-
scroll ke bawah, malah agak jomplang dengan berita-berita yang sifatnya masih
recent post, bukan
categorized-archiving. Sosok ketua umum (yang lagi nyapres) jadi komoditas pemberitaan.
Partai Demokrat di www.demokrat.or.id
Kesan "
one man show" agak terpancar mengingat ukuran foto sang ketua yang cukup besar pada header. Kesan oportunis dimana terdapat berita tentang prestasi dan agenda ketua umum di kancah internasional walau jika cermat yang dimaksud di situ adalah sosok presiden, bukan ketua partai. Sebenarnya pembentukan arsip per kategori di dalam
homepage partai ini sudah bagus, walau masih ada berita yang "terpaksa" nongol di beberapa rubrik sekaligus. BTW, komposisi tulisan di web ini terlalu banyak sehingga lebih mirip portal berita. Selain itu ada beberapa
message box yang penempatannya agak aneh seperti "Klik di sini jika anda ingin menjadi Anggota Partai Demokrat" dan "Edisi ke-8 Majalah Demokrat" yang muncul di sela-sela berita nasional dan internasional dengan rubrik lainnya, tentu membingungkan alur informasi yang ada
Partai Amanat Nasional di pan.or.id
Mungkin karena ketumnya sedang dicalonkan sebagai cawapres maka hampir di artikel selalu ada fotonya -_-". Konsep pengarsipan beritanya seharusnya bagus, namun proses kurasi ke dalam kategorinya kok berasa aneh gitu karena semua berita di dalam semua kategori. Begitu pula komposisi gambar, tulisan, dengan ruang kosongnya. Khusus untuk font, pemilihannya tidak jelek. Yang perlu lebih disoroti adalah penempatan sidebar. Eksistensi box Search di tengah sidebar sebenarnya blunder karena menyulitkan pencarian box Search, boleh jadi menurunkan keinginan memakainya. Kemudian penampilan box berisi daftar organisasi sayap PAN yang lebih mirip tempat advertising.
Partai Persatuan Pembangunan di ppp.or.id
Ramai, baik tulisan maupun gambar, sehingga perlu mencerna tujuan masing-masing rubrik di dalamnya. Selain itu ukuran
font di cuplikan artikel yang kecil malah menjadikan sulit dimengerti kecuali dibaca dengan seksama. Ngomong-ngomong seksama, sebuah tipo ditemukan, yaitu "tersangak". Pemilihan warna hijau sebagai tradisi dari era 70-am tidak begitu dominan karena justru di berbagai rubrik judulnya dibalut dengan warna merah-putih. Mungkin maksudnya sebagai pertegasan tentang inklusivisme, namun beberapa judul justru kurang terbaca dengan
background tersebut.
Partai Hati Nurani Rakyat di hanura.com
Salah satu yang tampil berani dengan menggusung
grid-box pada
header web-nya. Pemakaian warna oranye/coklat khas partai ini sudah tepat karena tidak terlalu menyilaukan mata. Selain itu kontras warna antara tulisan dengna background-nya klop. Barangkali blunder terbesarnya adalah kategorisasi berita yang masih
absurd. Hal ini tentu merupakan kesalahan fatal karena membingungkan pembaca "ini beritanya kok sama semua dimana-mana, apa nggak di-update-update ya?" Apalagi di
homepage 90% isinya adalah beritanya, 5%
link ke
socmed, dan 5%
menu bar.
Partai Bulan Bintang di bulan-bintang.org/
Pemilihan
font sudah sesuai era saat ini dimana jenisnya simpel dengan pembedaan warna hijau untuk judul dan hitam untuk isi. Walau demikian
wireframe-nya masih terkesan "manut" pada pakem umum. Malah, kategorisasi berita agak membingungkan bedanya rubrik yang satu dengan yang lain. Benang merah informasi bila ditarik benang merah dari atas ke bawah masih belum terlihat. Kesan "
one man show" juga terlihat dengan dominasi wajah dewan pembina sepanjang
homepage. Kekuatan
web ini terletak pada permainan warna yang teratur sehingga tidak membosankan pandangan mata.
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia www.pkpi.or.id
Dominasi warna merah diselingi putih sudah merepresentasikan kekhasan partai ini. Sosok ketua umum langsung nongol di pojok kiri atas seolah mempertegas "
one man show" mengingat daya tarik partai ini memang ada di beliau. Salah satu
web yang optimis dengan tampilan minimalisnya, walau dengan tingkat popularitasnya masih jauh dari partai lainnya maka harusnya mau lebih menampilkan isi yang lebih "menarik". Termasuk penyampaian kehebohan partai yang belum optimal.
Partai Aceh di www.partaiaceh.com
Terlalu ramai tulis berbagai tempat. Beberapa tulisan sebenarnya bisa diwakilkan dengan
icon seperti
link ke
social media. Mengenai grafis secara umum, tampak belum mengedepankan konsep pengarsipan dimana terlihat berbagai rubrik yang tidak berjudul (
box visi dan misi calon gubernur Aceh 2012-2017) maupun konten yang terpampang dua kali (13 alasan mengapa memilih (partai Aceh). Bahkan di kolom sebelah kiri atas (yang saya juga bingung ini sekupnya gimana) yang ditayangkan bukan tanggal melainkan jam publish. Pengarsipan yang kurang rapi ini berdampak pada alur penayangan konten yang belum memiliki benang merah ketika dibaca satu per satu dari atas. Pemilihan kontras warna antar elemen sudah baik dimana keterbacaan informasi sukses. Keberadaan dualisme
header perlu menjadi sorotan karena menimbulkan keambiguan tentang apa yang tersedia di
web ini.
Partai Nasional Aceh di pna.or.id
Warna khas oranye namun warna biru muda yang menjadi latar belakang mayoritas
box rubrik menjadi hal yang meragukan terkait
brangding-nya. Huruf yang dipilih sudah bagus dan kontras dengan
background-nya. Seluruh berita dijadikan satu
folder di bagian atas, tentu akan menyulitkan jika suatu saat konten yang harus ditampilkan kelewat banyak. Namun kondisi konten yang masih sedikit tidak dipungkiri menjadi hambatan terbesar
website untuk bisa lebih interaktif.
Menarik lagi ternyata tidak semua web tersebut responsif. Saat disimulasikan ukuran mobile phone, hanya web Golkar, PBB, Hanura, PDIP, Nasdem, dan PPP. Bahkan tidak semua web menyediakan fungsi translasi ke bahasa asing, at least Bahasa Inggris selaku bahasa internasional.