Artikel lama yang pernah dimuat di dimarla.net
Membangun sebuah bisnis memang memerlukan kecakapan untuk membaca peluang. Namun membaca peluang tidak sama dengan pasif terhadap kondisi yang ada. Untuk mewujudkan bisnis, dalam hal ini direpresentasikan dengan start up, memerlukan kejelian dalam menyusun strategi. Dan ketika banyak start up sukses menjamuri bisnis nasional, penentu keberlangsungannya ke depan terletak pada seberapa kuat pondasi yang dimilikinya. Pondasi tersebut berada dalam sebuah rencana bertajuk ROADMAP.
Roadmap bukan sekedar mimpi
Roadmap tidak sekedar celotehan mimpi ataupun kata-kata manis. Roadmap merupakan gambaran apa yang harus dicapai dalam tempo waktu berjangka lama. Roadmap merupakan gambaran akan menjadi seperti apa start up kita di tahun kesekian. Menempatkan sebuah target di dalam roadmap berarti membuat sebuah komitmen moral yang penuh optimisme untuk mencapai.
Roadmap merupakan core business
Roadmap menampung rencana pergerakan yang bersifat tarik ulur antara spesialisasi dan generalisasi. Oleh karena itu, dapat dijumpai korporasi yang dalam roadmapnya, memilih menjadi spesialisasi di bidang tertentu. Misalnya sebuah software developer yang menransformasikan dirinya sebagai game developer merupakan bukti adanya keinginan untuk fokus di bidang tertentu. Ada pula korporasi yang justru memilih memperlebar ruang bisnis, baik yang masih berkaitan langsung maupun yang tidak. Ketika sebuah perusahaan IT merencakan membuat online ticketing tentu masih ada korelasi dibandingkan dengan perusahaan IT yang membuka restoran. Boleh jadi keputusan untuk mempersempit lingkup atau sebaliknya justru memperluas lingkup memperoleh respon positif dari masyarakat, boleh jadi pula tidak. Hal itu akan merupakan kebebasan masyarakat untuk bersikap. Meskipun demikian, terdapat kesempatan bagi start up untuk mengendalikan pandangan masyarakat melalui branding yang ditanamkan. Pencitraan di sini meliputi bagaimana arahan perubahan disampaikan secara elegan dan bertujuan positif sebagia bentuk layanan yang memanjakan kebutuhan masyarakat, bukan sebagai bentuk kerakusan terhadap laba.
Acuan terhadap gap analysis
Pekerjaan berat bagi pimpinan start up adalah menangkap adanya berbagai gap analysis serta solusi pencapaiannya. Gap analysis merupakan perbedaan antara kondisi saat ini sebagai realisasi dengan rencana masa depan sebagai ekspektasi. Diperlukan penjabaran mengenai bagaimana cara untuk mencapai rencana tersebut secara detail. Akan lebih baik setelah dibuat roadmap, dilakukan rencana tindak lanjut berupa pengurai langkah-langkah kecil yang diperlukan untuk mendekati ekspektasi tersebut perlahan-lahan.
Nilai jual terhadap investor
Tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa salah satu acuan calon investor untuk mau mensponsori sebuah start up adalah dengan menengok bagaimana roadmap-nya. Tentu hal ini bertujuan untuk mengenali apakah start up tersebut hanya sekedar pengisi waktu luang atau memang merupakan komitmen yang serius. Prospek masa depan juga menjadi penawaran yang menarik ketika roadmap dipaparkan dengan jelas dan realistis.
Penopang identitas di tengah dinamisnya trend
Sebenarnya yang lebih tepat bukanlah mengikuti trend, melainkan menyesuaikan diri terhadap trend. Kedua hal tersebut berbeda dimana menyesuaikan diri berarti masih mempertahankan identitas asli, bukan menghilangkannya. Masyarakat bebas untuk mengubah apa yang menjadi keinginan (secara mayoritas), tak heran ketika apa yang menjadi trend saat ini boleh jadi tergusur esok hari. Kondisi inilah yang menyebabkan banyak start up yang aji mumpung malah mengalami lesu ketika trend berganti. Dengan adanya roadmap, sebuah start up dapat menemukan potensi pasar yang menghubungkan antara core business yang termuat di roadmap-nya dengan apa yang sedang trend di masyarakat.
Roadmap bisa dijabarkan ke dalam BSC
Konsep Balance Scorecard (BSC) mencakup empat dimensi, yaitu dimensi internal business, financial, customer, dan learning and growth (Norton dan Kaplan, 1999). Keempat dimensi ini dapat dipergunakan untuk menjabarkan bagaimana caranya menggerakkan roadmap secara jelas beserta pemain yang berperan penting di situ. Tentu diperlukan pembagian tugas serta target jangka pendek sebagai penjabaran roadmap tersebut. Hal ini akan menguntungkan tiap entitas di dalam start up untuk mengetahui kapan dan bagaimana dia bisa memberikan kontribusinya.
Pemahaman Tim
Seringkali dalam sebuah start up mengalami pecah kongsi karena perbedaan, baik yang sifatnya teknis maupun konseptual. Di sinilah diperlukan pemahaman bersama oleh seluruh anggota tim start up atas roadmap yang telah disusun. Ketika telah terbangun kesepahaman, maka konflik mengenai arah pengembangan start up dapat diminimalisasi.
Evaluasi Berkala
Roadmap walau sudah disepakati dan ditetapkan, perlu dilakukan evaluasi secara berkala. Tujuannya adalah menyesuaikan apa yang menjadi ekspektasi dengan realita terkini, termasuk juga berbagai produk hukum yang berlaku. Untuk mempermudah evaluasi, di awal pembuatan roadmap, jangan lupa untuk menyusun indikator keberhasilan roadmap secara kuantitatif. Hal ini menjadi patokan apakah pencapaian roadmap sudah memenuhi target ataukah tidak.
Membangun Roadmap
Rabu, Mei 14, 2014 by
ve
Posted in
Entrepreneur
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
No Response to "Membangun Roadmap"
Posting Komentar