Kita analogikan dengan merokok. Ada dua orang merokok. Yang satu mengklaim merokok adalah haknya dan satunya lagi memiliki hak menghirup udara segar. Dengan demikian ketika keduanya bersebelahan dengan kondisi si orang pertama merokok. Tentu akan timbul gesekan hak.
Kebebasan di dalam era sekarang
Mungkin itulah yang menjadi alibi orang-orang yang (maaf ya) salah kaprah terhadap makna kebebasan. Definisi kebebasan yang boleh jadi dimengerti adalah "silahkan lakukan yang gue suka, kalau lw nggak suka yaudah jangan di sini". Pola pikir inilah yang kemudian menjadi seseorang malah seenaknya. Saking seenaknya, kebebasan diartikan sesuka dia dan mengabaikan hak-hak orang lain.
Ulasan tentang miss olimpiade saya akui sebagai latar belakang menulis ini. Ada salah kaprah yang dipahami dalam definisi kebebasan. Ada yang berasumsi sebagaimana frasa di atas.
Tidak bisa dibohongi adanya sikap mengkotak-kotakan mahasiswa. Dan saking nggak jelasnya cara berpikir, banyak merasa terkotak-kotakan justru karena cara berpikir yang merasa sok' didiskriminasikan. Sikap mengkotak-kotakan menjadi anak gaul dan anak santri. Stereotipnya, anak gaul itu identik dengan hiruk pikuk kontemporer dan anak santri diasosiasikan dengan sikap kaku dan sok mengatur. Alhasil ketika muncul pro dan kontra, yang dilihat pertama bukan substansi perdapat, melainkan teman-teman saya ada di pihak mana. Untuk kasus yang seperti ini, saran saya singkat "banyak-banyaklah bergaul".
Dan tentang kebebasannya, untuk sekesian kali saya tuliskan bahwa ada yang mendefinisikannya "silahkan lakukan yang gue suka, kalau lw nggak suka yaudah jangan di sini". Dan kalau dilihat secara global, mereka (entah sadar atau tidak sadar) mengkebiri kebebasan orang lain, ya mengebiri sesuatu yang dengan manisnya bibir mereka perjuangkan. Ya jelas ketidakkonsistensian.
"Ah loe, banyak protes, hargai kebebasan napa?"
"Ya iya ini kan kebebasan gue buat nyampaikan keluhan"
"Iya tapi kan gue males dengernya, kalau lw nggak suka yaudah nggak usah didengerin"
"Nah itu...kalo loe juga males ndengernya, ko ngapain loe masih ngedengerin gue?"
Tidak ada kebebasan yang seenaknya. Yang namanya kebebasan itu berkaitan dengan sejauh mana apa yang boleh dan tidak boleh dalam berperilaku.
Kebebasan Bertepuk Sebelah Tangan.
Senin, Mei 12, 2014 by
ve
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
No Response to "Kebebasan Bertepuk Sebelah Tangan."
Posting Komentar