Desember ini FC Barcelona bakal melakoni FIFA World Club Cup di Jepang. Turnamen yang mempertemukan jawara dari tiap benua untuk memperebutkan status sebagai klub terbaik di dunia di atas lapangan. Proses kualifikasi alias jalur lolos ke turnamen ini sangat berliku namun pada kenyataannya masih sangat timpang dengan kutub UEFA dan COMNEBOL sebagai penguasanya. Barca sendiri akan memasuki partisipasi keempatnya di turnamen ini dengan modal 2 kali juara di 3 keikutsertaan sebelumnya.
Tahun 2006 menjadi debut yang pilu karena takluk atas Internacional di final. Namun lebih dari itu, kekalahan itu persis terjadi saat penukikan prestasi di La Liga. Alhasil nasib naas berlanjut dengan tumbangnya kekuasaan Barca di kompetisi lokal sekaligus tergusurnya era kepelatihan Rijkard.
Berselang tiga tahun, Barcelona kembali berlaga di turnamen ini dengan bekal gila, yaitu 5 trofi hasil dari La Liga, Copa del Rey, Liga Champions Eropa, Piala Super Eropa, dan Piala Super Spanyol. Bisa dibilang 99% pemerhati sepak bola menjagokan Barcelona mengukir rekor sapu bersih 6 piala di musim itu. Rencana indah yang nyaris berantakan karena Estudiantes la Plata mengungguli Barca hingga menit ke 89. Sebuah sontekan Pedro Rodriguez menjadi titik terang yang mengubah peta persaingan di lapangan. Di babak perpanjangan waktu, Lionel Messi mengunci kemenangan dramatis Barcelona. Target sapu bersih ditunaikan dengan peluh sepanjang laga. Rekor yang tidak pernah mampu disamai oleh tim sepak bola mana pun di era saat ini. Praktis hanya tim dari Liga Inggris yang berpotensi mengangkangi rekor ini karena mereka punya 3 kompetisi domestik dan 1 kompetisi antarjuara, sedangkan negara lain hanya punya 2 kompetisi domestik plus 1 kompetisi antarjuara.
Penampilan Barcelona yang ketiga menjadi awal dari akhir era Guardiola. Lesatan gol-gol Barca atas Santos menjadikan mereka jawara sekaligus melengkapi tahun yang hanya cacat 1 trofi, yaitu Copa del Rey. Walau demikian, tahun itu tetap menjadi tahun yang fantastis. Tapi trofi turnamen ini memakan korban bernama David Villa yang tidak pernah mencapai keganasannya seperti sebelumnya setelah tumbang di laga semifinal. Di sisi lain, laga ini menjadi perkenalan Neymar yang saat itu ada di Santos dengan klub yang kelak dibelanya musim berikutnya.
Di tahun ini Barcelona patut mewaspadai River Plate dari COMNEBOL, Guangzhou Evergrande dari AFC, hingga TP Mazembe dari CAF. Mereka patut diacungkan sebagai rival utama walau memang keberadaan tim asal OFC dan CONCACAF juga patut diantisipasi.
No Response to "Barca dan Piala Dunia AntarKlub"
Posting Komentar