Mading, mabok, matrix [1]

Barangkali ini yang jadi hal yang lumayan menarik dari 2 tahun saya di depkominfo. Pada seleksi ke BEM 2009 kondisi mading di kampus udah jadi isu yang diapungkan. Namun tak bisa dipungkiri alasan ‘itu kesadaran sendiri2’ bisa dibilang konklusi di tiap obrolan mengenai kondisi mading.


Pada salah satu FKL saya lupa FKL yang keberapa, yang saya inget waktu itu lagi tidur tahu-tahu di-sms k’faz diminta dateng ke FKL buat ngomongin denah mading ormawa, berhubung dalam kondisi seperempat sadar justru iyakan untuk mewakili..haha…songong tenan lah..gatau mau ngapain yang penting berangkat dulu..di tengah jalan(jalan?ya karena waktu itu sepeda udah ilang..T_T) sambil menggerayang alur pembahasan mau digimanain dan ampe TKP juga masih nggrayang-grayang… ditengah kegalaoan batin “gue mau ngomong apa” tahu-tahu dibilangin ama temen-temen Dagri “ve, abis ini sok dibahas”…hah?? Waduh kok kayak ayam ketulup y??

Lantas dimulailah pembahasan yang pake alur dijelasin dulu mengenai aturan dua ribu tahun yang lalu di zaman palaeolitichum(yang bener aturan tahun 2007) tentang tata letak mading yang berlaku 2 tahun alias berakhir di pertengahan 2009 ini, mengingat ada ormawa yang punah, maupun lahir maka perlu disepakati autran yang baru, dan (ini saya bingung masuk agenda yang dimaksud k’faz atau tidak) apakah akan ada aturna pemasangan poster di mading umum. Waktu itu ada berbagai tanggapan, ada yang setuju dibahas saat itu juga, ada yang meminta itu di luar forum ini saja mengingat di luar agenda, ada jug ayang berpendapat mengingat masa pergantian di KBM itu tahun kalender(bukan tahun ajaran) maka baiknya aturan dua tahun lalu diteruskan hingga akhir kepengurusan 2009 ini, nanti di awal 2010 silahkan itu dibicarakan lagi.

Dan mengingat saat itu saya masih pendiem, maka saya mendengar argumen-argumen tersebut hanya bisa mengangguk-angguk kepala..namun tidak sepenuhnya mengiyakan, tapi antara mengiyakan sembari bingung… namun akhirnya usul yang terakhir tadi yang disepakati.

Berselang 2 ramadhan 3 lebaran, akhirnya hal itu menjadi CLBK tatkala saya mendaftar ke rekruitasi BEM berikutnya., Saat wawancara 75% hal yang ditanyakan adalah mengenai mading itu sendiri. Ajegile..ni abdi ikut rekruitasi BEM ato satpolppmading.


Ya.. seperti yang anda baca dari Wikipedia, saya akhirnya diberi amanat di depkominfo. Jadi menteri lho…ahaha…aslilah itu kejutan…emang sih diantara menteri2 yang lain saya akui saya yang paling ‘ga serius’, bahkan dari style fashion pun saya ga heran kalo ada yang kaget ga mengira saya menteri maupun berkomentar ‘ga banget’. Yosakarepmuwaelah


Dan dari awal pembagian PJ proker saya pun disepakati featuring danang jadi PJ buat mading. Dan kali ini 2 target yang harus dicapai, yaitu aturan mengenai pemasangan poster di mading umum serta pembagian mading buat ormawa. Setelah berdiskusi bersama si danang di gua hiro akhirnya diajukanlah rancangan SOP mading gedung a, b, j. untuk aturan mading di gedung J atau SC berhasil disepakati dalam FKL pertama. Namun mengingat keterbatasan waktu akhirnya pembahasan untuk mading gedung A dan B dipending ke pekan depan.


Tepat dalam dua momen, pertama ultah sahabat Dhita Kominfo yang ke-18(haha…mahasiswa semester 4 kok baru ultah ke-18 y?ga nyangkalah dia kelahiran 1992) plus tepat 1 bulan sejak pelantikan akhirnya rancangna SOP itu pun dibahas di BEC(Between E and C) alias Student Hall yang dihadiri perwakilan ormawa. Setelah melalui pembahasan yang membuat letih, lelah, lesu, lunglai, lebayyyy disepakatilah SOP tersebut.


Namun itu bukan akhir dari romantika mading karena pada kenyataannya depkominfo juga sebagai pengelola peminjaman mading yang kosong. It’s OK gapapalah… dan kadang seperti hal arummewangi yang tercium dari pelosok gedung B(kenapa ga gedung A? kalo gedung A bukan arummewangi tapi keranmengalir), maka kami pun depkominfo berlagak shinici kudo yang membongkar poster2 expired yang membuat lagu afgan ‘wajahmu mengalihkan dunia’ menjadi ‘postermu mengalihkan dunia’. Belum lagi poster A2 yang membuat saya heran kenapa dipasang persis di bawah tulisan “maksimal A3”. Belum kalo ada konten poster yang terlalu provokatif. Memang tertib itu budaya yang langka.


Satu malam yang sunyi di pekalongan dimana sehabis pulang geladi (brangkat paling gasik, pulang paling terakhir, itulah DCS… tapi hebatlah di situ) sebuah sms tapi sang wapres minta dihubungi, berbagia pertanyaan berkecamuk “apakah si wapres tersesat di tegal dan ga bisa pulang uangnya abis?” “apakah si wapres kena razia orang jelek?” ataukah ataukah ataukah…dan ternyata beliau mengabarkan kalau dari rektorat berencana membongkar mading yang di tengah gedung A dan B. suasana hening… hanya semilir angin dan dedaunan jatuh… wah…dibongkar?? Sih kepiben kiye ceritane keh? Daning ujug-ujug gemlugudug pan ditegor? Dimulai kesibukan selama stu semester ke depan.


2 hari berikutnya langsung kumengejar bus arah bandung yang lagi kena macet di pinggir jalan raya pekalongan (makasih buat Tyo yang nganterin..haha)… malam itu juga saya minta tolong sahabat Novi untuk membroadcast semua ketua ormawa yang mengundang untuk rapat yang sangat mendadak mengenai rencana relokasi mading… memang ada satu dua yang kata Opin mbales nanyain kenapa mendadak dan memang tidak ada sebab lain selain rencana itu sendiri yang mendadak disampaikan ke BEM. sesampainya di sekre dan briefing mengenai kronologisnya dengan pak wapres, akhirnya siang harinya dimulailah rapat tersebut.


Kata ‘relokasi’ sendiri sebenarnya kurang tepat mengingat belum pasti dapet tempat baru menggantikan tempat lama. Tapi masa iya dalam broadcast disebutkan agendanya membahas ‘pembongkaran mading’.bongkar??digusur?? owh...suasana menjadi cekam suram nampaknya sinar senja tak lagi seperti yang dulu.


kronologisnya paling awalnya gini, mading yang di tengah gedung A dan B dianggap kondisinya kumuh(walaupun menurut saya berantakan dih iya, tapi enggak kumuh), dan dari rektorat berencana menggantinya dengan teknologi semacam LCD gitu...dan alasan utama adalah mading2 tersebut menghambat jalur udara, cahaya, dan manusia..paparan ini pun membuat pertanyaan baru, emangnya teknologinya sebesar apa n sebanyak apa? tahulah kondisi mading di gedung A n B yang lebar n kecuali UTS/UAS ga pernah kosong...


dari rapat situlah disepakati solusi sementara pemastian spesifikasi teknologi pengganti mading yang kala itu belum diketahui pasti kondisinya dan menegneai mading yang sudah ada disepakati bahwa kami satu suara untuk mempertahannya walaupun ktia juga siap untuk merombak kembali susunannya bila nanti akan ada pengurangan jumlah karena dibongkar separuh agar kondisi di tengah gedung A dan B bisa lebih mengalirkan udara dan cahaya...

No Response to "Mading, mabok, matrix [1]"