#EkspedisiKinabaluBrunei Eksplorasi Pusat Kota Kinabalu [2]

Eksplorasi terus berlanjut di tengah rintik hujan. Kondisi fisik yang terasa makin anjlok, ditandai dengan batuk yang makin kencang dan kering, membuat saya tidak punya opsi lain kecuali pulang. Tapi sebentar, ada beberapa lokasi menarik yang masih sempat saya jelajahi dalam satuan belasan menit sebelum rintik-rintik itu tiba.

Atkinson Tower Clock

Tanpa bermaksud meremehkan, namun jam gadang di Kota Bukittinggi lebih besar dan melegenda. Tentu tidak berarti jam yang ini jelek, pasti ada daya tarik tersendiri. Dari sisi histori, keberadaan menara-menara jam seperti ini pada era/zaman dulu adalah sebagai pusat standardisasi waktu di daerah masing-masing. Kita tahu bahwa pada era kolonial, jam dinding saja sudah menjadi barang langka sehingga roda pemerintahan dan perekonomian perlu standardisasi.


Bangunan model gepeng yang memancing atensi saya

Sebuah bangunan yang belum sempat saya telusuri fungsinya memancing atensi atau perhatian saya. Bentuknya yang gepeng jelas menjadi daya tarik tersendiri. Sepasang bendera Sabah dan Malaysia masih berkibar di depannya. Pertanda bangunan ini masih memiliki fungsi di masa sekarang. Sebuah ornamen seni lukis disajikan dengan gaya grafiti kekinian menandakan bahwa ada sentuhan kreativitas kontemporer turut menyemarakkan arsitektur bangunan unik ini.

Tanah lapang sebagai [semacam] alun-alun Kota Kinabalu

 Kota Kinabalu juga memiliki tanah lapang luas yang berfungsi sebagai ajang seremonial dan tempat berkumpulnya masyarakat. Walau tidak tayang pada foto di atas, terdapat bendera seluruh negara bagian di Malaysia. Memang sudah menjadi budaya untuk turut serta memasang bendera negara bagian lain sebagai bentuk solidaritas dan persatuan sesama pembentuk negara federal.

Cuplikan sejarah Kota Kinabalu

Sebuah galeri dari kejauhan sudah mengekspresikan fungsinya, yaitu cuplikan sejarah Kota Kinabalu. Premis sederhaa melihat foto hitam putih ukuran besar dari kejauhan. Memang, kota ini memiliki sejarah panjang yang cukup berliku. Mulai dari bagian dari Kesultanan Brunei, di bawah kolonial Inggris, diduduki Jepang, kembali ke pangkuan Inggris, hingga akhirnya bergabung dengan Federasi Malaysia.

Tidak ada selera makan nasi, alhasil saya memilih untuk membeli dua buah mangga sebagai sumber nutrisi malam itu


No Response to "#EkspedisiKinabaluBrunei Eksplorasi Pusat Kota Kinabalu [2]"