Satu Malam di Dermaga Maret

Hari ini mata saya perih...bukan karena menangisi romantisme semu...penyebabnya memang hal yang abstrak, namun sesuatu ini tidak bisa bohong... Yaitu coding... terkait tugas KMA 1, baru kali ini saya benar-benar memulai dari layar putih dengan berbagai upaya akhirnya "diselesaikan"-->meskipun dalam kondisi morat-marit...

Dalam menyelesaikan suatu karya seni memang ada satnya kita berkata "oke...yg kita submit hasil saat ini saja". Namun hal itu (kadang) tidka berlaku dalam pengumpulan tugas informatika. Pemenuhan deadline lebih penting ketimbang kecantikan interface dan fitur yang tersedia. Maka tidak heran aa yg di-submit sangat standar, namun bila diminta presentasi bisa menunjukkan ini itu, tahu salahnya dimana, tahu cara memperbaikinya..

Well, dengan otak yang sungguh keruh (berbagai fenomena mengguyur kening ini), ditambah stuck-nya pemecahan error yang (sukses berat) memangsa waktu tidurku...Kawan2 kosan tertidur dgn lelap hingga salah satu diantaranya berbunyi alarmnya,,,,waowwww...dah hampir subuh cuyyy, dengan setengah sadar dan tidka akhirnya tugas itu dituntaskan tanpa kesempurnaan. diiringi lagu Bantu Aku (KLa), Sedih tak Berujung (Glenn), WHite Feather(Le Ciel), Di Relung Kamarku (Katon) dll sungguh syahdu rintik keringat dini hari itu. Dan tanpa pikir panjang dengan pose ulat bulu, selembar sarung pun menjadi selimut mendadak aku terkapar tidur di aula pasca sholat....hidup memang keras cuy,,,harus bersyukur, ada loh yg tidurnya di kolong jembatan, terminal...

Beberapa hal menarik di malam itu adalah pas ngoding di suatu gedung di fakultasku, ada yg lewt dan (entah saya yg salah tangkap ato gimana) meng-underestimate saya dan kayaknya sih mempertanyakan kelayakan saya sbg partisipan di suatu lab...wallahualam...semoga saya salah kira...oh ya, yg pasti d tengah kejengahan itu, lewatkan 3 orang kawan saya yg tiba-tiba kita scara terotomasi mengadakan stand up comedy d situ....meskipun kesannya "ko becanda mulu" justru itu menjadi pemantik menghilangkan kejenuhan yg suntuk itu...trims bnget boy...

dan saya semakin mengerti yg bisa menembus batas kemampuan yg kita tetapkan sebelumnya adalah "motivasi"...untuk apa...untuk siapa...sebuah alasan yg harus diperjuangkan

No Response to "Satu Malam di Dermaga Maret"