Review: Beyond Skyline

Ternyata kemarin merupakan hari perdana film Beyond Skyline di Indonesia. Berbekal referensi bahwa ada duo aktor laga Indonesia di film inilah, saya memutuskan menonton tanpa tahu ceritanya akan diisi apa. Ternyata ketidaktahuan saya tidak rugi-rugi amat. Alasannya sederhana, saya tidak terpancing untuk punya ekspektasi tertentu. Malah saya lebih 'lepas' menikmati alur dan berbagai suguhan baku pukul yang ada. Sebagai orang yang takut darah [kecuali saat donor], saya harus beberapa kali pusing kepala atas adegan 'fiktif' yang cukup membuat saya mual.

Saya akan mengenang film ini sebagai film dengan latar 'gado-gado'. Bagaimana bisa sebuah film Amerika berkisah tentang petualangan di alam Laos tapi diisi tokoh-tokoh gerilyawan Vietnam [dilihat dari dendam terhadap Amerika, pengalaman perang gerilya, dan jebatan ranjau bambu] daaaaaan latar arsitekturnya adalah Candi Prambanan [yang lokasi di Sleman, Indonesia]. Bingung 'kan hehee.

Secara umum, film ini berkisah tentang invasi alien ke Bumi. Hmmm, topik yang lumrah kayaknya. Ternyata ada kejutan yaitu bagaimana si alien yang ternyata memanfaatkan organ manusia yang diculiknya untuk dijadikan pasukan pembantai. Sejumlah korban penculikan berhasil membajak pesawat alien dan terdamparlah mereka di 'laos' [iya laos dalam tanda kutip hehee, yang ada prambanannya]. Kisah makin diwarnai baku pukul setelah sosok Sua [diperankan oleh Iko Uwais] bertemua Mark [Frank Grillo] selaku salah satu dari dua manusia yang tersisa dari korban penculikan. Adegan pertempuran di sawah penuh lumpur patut menjadi adegan yang layak dikenang, rasanya sangat jarang sawah menjadi latar belakang adegan baku pukul.

Ada banyak kejutan di film ini walau memang dari sisi promosi sangat gersang. Memang, bioskop Indonesia masih dikeroyok genre film horor. Padahal, film ini bisa disebut sebagai jawaban atas pertanyaan 'kok artis Indonesia cuma nongol bentar di Star Wars'. Meskipun film ini memiliki pakem yang terlalu lazim, detail dari film ini sangat asyik. Termasuk akhir cerita yang sangat tidak lazim.

No Response to "Review: Beyond Skyline"