(note=d esai ini tersembunyi nama2 my special ones...mereka adalah sahabat2ku n org2 yg pnah mnaykitiku)
Sebuah keadaan yang jadi kemungkinan terburuk dan terpuruk bagiku tapi malangnya aku g pernah mikir sejauh ini. Sebuah rangkaian derap langkah yang justru berujungkan(entah memang ini jadi muara akhirnya ataukah ini hanya halte keputusan sesaat) kesederhanaan berpikir praktis.
Jika kubuka lembar album dulu yang mungkin lama tersimpan(dan pastinya udah banyak yg g inget m siluet-siluet masa lalu, mungkin cuma seorangku sendiri yang inget)...seorang belia yang slalu tak tega melihat hatinya hanya bisa bermimpi..seorang remaja yang dengan bermodal nekatnya justru menantang kengerian yang tak terbayang tak pernah ada...
Aku kangen dengan kepribadianku yang ceria...walaupun ironinya kecerian itu hanya sebagai topeng membalut kemuraman yang hanya memicu belah kasihan sekitar...aku tak ingin mengharapkan iba yang beralasankan pamrih semata...bagiku itu penghinaan dan sarkasme...dulu aku pernah yakin kalau ketegaranku takkan lekang bila terkena sejuta sapuan elegi lara hati...tapi fakta berkata lain
Di tengah deraan padang kurusetra aku malah menyulut kobaran emosi yang harus diakhiri sabetan-sabetan berlumur air mataku...yang mesti beradukan kemelut egois...yang semuanya itu naasnya dihabisi secara paksa tanpa firasat secuil pun lewat sebuah baratayudha yang menikamku dari belakang dan aku tanpa banyak cela dan tanpa banyak pembelaan jadi batu loncatan belaka..sebuah konklusi yang tak ubahnya mencekik jantung....
Selendang songket yang tadinya hendak menghiasi tahta masa depan malah koyak rajutannya...kusut dan mungkin hanya satu suara satu saran...bakar...
Imaji memang hanya imaji kalau kondisi riil tak ubahnya lamunan nan fantasi semu...
Hmmmmm...... harmoni sebuah permata di tengah kubangan lumpur....nyanyian rembulan terukirkan kesetiaan...sungguh bidadari bersayapkan kewibawaan....lalu kemurnian pilar sang pemimpin...menatap langit terhampar pahatan kesopanan...keluguan di ambang kepekaan primer...senyuman tak ternilai kadarnya...tarian cahaya kekhusyukan seorang permata...??
Tapi kini kusadari posesif hanya jadi minat tapi bukan bakat...ya...aku bukan pangeran yang punya daya tarik nan pesona menawan...semenjak dahulu ketika tanah merah dan hirupan udara masih putih sampai sekarang dimana pekatnya biru tanah dan putih penuh bercak di atas....aku tak lebih dan tak kurang hulubalang yang hendak menyerap ilmu yang juga jika ada kesempatan maka tak kusiakan amanat....ya, munkin saja itu penawar racun daripada kerelakan air bertuba memenuhi pembuluh nadiku
Di malam ini kumemikirkan...memikirkan siapa???entahlah...masa bodoh...aku tak tahu dan tak peduli dan tak perlu siapapun yang kupikirkan...memikirkan seseorang memang tak perlu bayar royalti...terlalu banyak lengkungan yang melintasi orbitku...lintasanku sendiri pun aku belum tahu hendak kemanakan... agaknya hati sepakat dengna ungkapan hanya ada satu kepastian, yaitu ketidakpastian itu sendiri... sadarkah diriku dilupakan???setelah semua itu....semua yang tampak manis memeprdayakanku dan hempaskanku...merengut nyaris semua kekayaan batin...senyumku, kepedulianku, estetikaku, respekku, konfidensiku dan entah apa lagi...mungkinkah jeratan sepi yang berpangkalkan asa cerah akan menemui pelita bertajuk bahagia tiada tara???ataukah tinggal raga ini nestapa jadi sepotong perlambangan korban kedigdayaan mereka????tidakkkkkkkkk...
Seberkas kertas bertintakan nila...jenuh dan letih aku berbaring dan lembah tapal batas antara kesetian dan keberpalingan...kompas hatiku akankah menunjuk kemana???karena batangnya yang salig berlawanan maka mana yang aku pilih???utara atau selatan???atau kuundi saja???
sebenarnya secara teori saya tidak suka dendam....tapi mengapa gelagak sekitar nampak memaksaku membenci semua yg pernah q sayangi...tapi kenapa ingin q balaskan, q maki n q lemparkan amukan ke sesorang....memang banyak orang yg dalam sejarah hikayat ini mengukir dgn tinta kelabu kalau mereka pernah robek hatiku....tapi seseorang ini lebih dari itu dosanya???dosa???apa dia berdosa menyakitiku???i don't be sure...tapi camkanlah bahwa dialah orang yang paling menyakitiku...sebut saja dia "keluguan di ambang kepekaan primer"....ada dua kenangan yg buatku pngin ngomong k dia "zinc drasa apa sih??"..udah...urat syarafku merinding bila ingat momen2 itu....sakittttt....klo sj q adalah "q swaktu kls 1 SMP" mungkn q udh jd parewa(preman-bahsa minang)....
aku perrnah denger lagu yg sangat "khusyuk"...tak bisa ke lain hati....mungknkn....rasanya bukan itu pertanyaannya...tapi "masihkah????"....slh satu filosofi arti "R5" pada "ar_five" adalah "reaL"...tp ironis bung...q udah rabun liat realiti...q tlalu banyak mikir "seandainya..."....ya...seandainya tdk ada tragedi "peledekan laboratorium" n "pledekan tausiyah"...seandainya tdk ada pangeran terhormat itu....seandainya......ahhhh basi.....
tuh kan...baru dibilangin....
apakah Pementasan Teater Arfive di Tebing Paling Merinding mendekati tamat di mana si aktor meregang nyawa dgn diikuti kata 'syukur'...ataukah klimax semakin kudekati dimana kabut menepi...bau anyir berganti wangi mahkota bunga menghujaniku di akhir lakon....
rekursi hati...
Selasa, Juli 14, 2009 by
ve
Posted in
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
No Response to "rekursi hati..."
Posting Komentar