Sampai Jumpa di Klimaks Pemahaman Waktu

Denting gitar di pinggir jendela
Beda daya getar dan bergantian tekanan
Namun hasilkan irama merdu
Di ujung pelupuk menguningnya sabana
Ingatkan proses tumbunya kita bersama
Hingga nantinya dipanen kebermanfaatannya



Jalanan kadang menukik, menanjak hingga kita panjati
Wangikanlah segala konflik yang terhirup
Gemulaikanlah alunan entropi dan transformasi kita

Bolehlah publik lemparkan vonis alasan tak yakin
Tapi ... hanya Tuhan Yang Tahu batas kemampuan kita
Dan selama nyawa nyalakan semangat ini
Seyojana mata kita memandang
Sejauh itu pulalah langkah kita berjuang

Bukanlah rantai yang kuat tapi tak memberi kelonggaran nafas
Bukan pula akuarium yang elok tapi terkerangkengkan cita-cita
Tak seperti api unggun yang perlahan redup
Atau bahkan mentari yang lenyap tatkala malam menyapa

Jawaban itu tak harus berupa kalimat
Untuk segala rupa pelipur asa yang bercecer
Cahaya itu tak harus berupa merah oranye atau kuning
Tapi berupa 91 deretan petarung tangguh

Deskripsi kita tak perlu hiperbola yang bermuluk
Tak usah jua disematkan gelar favorit
Karena nama bukanlah tujuan

Berlokasi di klimaks pemahaman waktu
Rangkul dan peluklah visi itu yang tertancap di relungmu
Sedetik dan setetes keringat kita bisa memberi arti
Untuk kampus ... Indonesia ... dan peradaban umat manusia

1 Response to "Sampai Jumpa di Klimaks Pemahaman Waktu"

16 September mengatakan...

Aku gak paham bang .. :/