0-4 cuma Efek Samping

0-4
Sungguh kemarin malam yang kelam
Bukan karena budget makan yang dibatasi (oleh diri sendiri)
Melainkan Sriwijaya FC dibantai Persepam Madura United 0-4 di Jakabaring

Di atas kertas, jelas hal yang menimbulkan pelecehan walaupun masih dalam taraf sportif
Sriwijaya, dua kali juara Liga Indonesia dan tiga kali juara Piala Indonesia, bahkan juara bertahan ISL
Bintang saat ini Abdurrahman, Movkodompit, Tantan, Edy Foday, Weeks, Ponaryo, Mahyadi, Dzumafo, Diego
Persepam, baru pertama kali merasakan kasta tertinggi
Bintang saat ini Zainal Arief, Ali Khadafi

Tapi itulah sepakbola
Terlalu banyak faktor yang perlahan menggiring sebuah tim menjadi pecundang

0-4 ini bukan hasil tiba-tiba, sebelumnya ditahan 2-2 oleh Persela di Jakaring juga, artinya sudah 2 kala Sriwijaya FC gagal menang di kandang sendiri.
Memang Sriwijaya FC berhasil menang di Papua melumat Persiram dan Persidafon. Ya... Tawa yang terbahak-bahak kemarin lusa boleh jadi firasat duka merundung hari ini.
Bahkan jika raport diperpanjang hingga awal musim, ada luka 5-0 dari Persipura dan Persib serta 4-1 dari Mitra Kukar dan Arema

Di balik itu semua, seorang Khadafi walau tidak mencetak gol justru dia punya peranan mempecundangi SFC malam itu. Artinya dia menambah panjang daftar pemain buangan SFC yang justru menjadi aktor kengacoan SFC di berbagai laga "reuni". Sebelumnya statistik sudah mencantumkan nama M. Ridwan dan Hilton yang dilepas ke Persib. Bahkan Hilton yang menjadi ujung tombak yang ulung di SFC justru ditukar dengan Dzumafo yang nyatanya di Persib maupun SFC masih belum menunjukkan kedigdayaannya saat di PSPS. Sultan Samma dari Gresik United pun tak luput dari pencetak gol ke gawang Movkodompit. Jajang Mulyana? Bomber Mitra Kukar menari goyang itik pasca-menceploskan bola ke gawa Andi Irawan (kiper ketiga SFC). Itu baru yang musim ini (catatan : Jajang memperkuat SFC musim 2011) namun jelas ada yang tidak beres dengan naluri bertransfer SFC. 

Melepas trio gelandang M. Ridwan, Firman Utina, dan Supardi, plus barter Hilton-Dzumafo disertai melego Sultan Samma ke Gresik United, Nova Arianto ke Pelita Bandung Raya dan (mungkin dilengkapi) membiarkan Gumbs dan Gattuesi ke Arema plus Lim Jun Sik ke Persipura menjadi bukti ketidakjelian SFC dalam bertransfer musim ini. Mereka saat ini menjadi bintang yang berperan di klub tersebut masing-masing.Memang tidak sepenuhnya cacat, masih Erick Weeks yang nyaris gagal dibatalkan transfernya, ada juga Abdurrahman yang gesit plus Tantan yang menjadi striker lokal paling bisa diandalkan setelah sebelumnya ujung depan SFC "dijajah" produk impor.

Namun jangan lupa, budaya di SFC terlalu keras sehingga banyak pemain yang hanya mencantumkan durasi bermain di SFC setengah musim dalam curiculum vitae-nya. Budi Sudarsono pernah mengalaminya, begitu pula Fachrudin, Diogo Santos, Immanuel Padwa, Sultan Samma, Syamsul Chaeruddin, dan Jamie Coyne, ada lagikah?

Permasalahan utama adalah ketidakjelasan roadmap dalam mendistribusikan pemain muda dalam berbagi peran dengan pemain senior, baik yang produk lokal juga serta yang impor. Hal ini menyebabkan kebijakan transfer sangat tergesa-gesa.

Semoga SFC lebih baik lagi

No Response to "0-4 cuma Efek Samping"