Hitomi no Jyuunin, Sempat suasana hening yang kemudian menjadi riuh ketika Laruku memusat di tengah panggung membawakan lagu ini. Nuansa syahdu yang sangat kontras dengna lagu Revelation tadi. Hyde yang dari tadi pecicilan, kali ini duduk kalem
X X X -English version-, lagu ini sangat tidak mengerti kontennya tentang apa sehingga saya lebih menikmati suasana panggung yang masih enerjik dan menyalak tajam.
Fate, OK ini lagu termasuk tipe yang saya jatuh hati sejak pertama mendengarnya. Sangat misterius, nuansa kelam, mistis, terjal dan sejenisnya berbaur di situ, namun manis. Ini juga lagu yang pertam akali saya hafal lirik Jepang-nya. Ga nyangka, lagu yang dulu cuma gua ikut nyanyiin di kaset sekarang beneran dinyanyiin ama orangnya di panggung depan gue ^_^
Forbidden lover , maaaakkkkk, si Hyde nangis di depan gue...#lebay pisanlah... doi tampak menjiwai lagu yang menurut saya paling "dark" dimana bikin kita ada dimensi lain #makinlebay
Nonton Konser Laruku [2]
Nonton Konser Laruku [1]
Introvert Climax Form
Pertama kita ulas dulu tinjauan pustakanya
Jung mengatakan (dalam Hall dan Lindzey, 1978 : 125) bahwa ekstrovert adalah kepribadian yang lebih dipengaruhi oleh dunia objektif, orientasinya terutama tertuju ke luar. Pikiran, perasaan, serta tindakannya lebih banyak ditentukan oleh lingkungan. Sedangkan introvert adalah kepribadina yang lebih dipengaruhi oleh dunia subjektif, orientasinya tertuju ke dalam.
Menurut Eysenck, introvert adalah satu ujung dari dimensi kepribadian introversi – ekstroversi dengan karakteristik watak yang tenang, pendiam, suka menyendiri, suka termenung, dan menghindari resiko (Pervin, 1993 : 302).
Eysenck juga mengatakan dalam teorinya, bahwa ekstrovert adalah satu ujung dari dimensi kepribadian introversi – ekstroversi dengan karakteristik watak peramah, suka bergaul, ramah, suka menurutkan kata hati, dan suka mengambil resiko (Pervin, 1993 : 302)
Lombokisasi [via Bali]
Perjalanan yang sempat bikin saya mati gaya lantaran di sekitar hanya ada air, air, dan air...ya iyalah, namanya juga di laut... Namun ini adalah kedua kalinya saya melakukan penyeberanagan, sebelumnya saya pernah menyeberang Gilimanuk-Ketapang sewaktu SMA kelas XI. Tapi waktu itu kan cuma 15 menitan, nah kalo kali ini hampir 5 jam...
PA D3 bakal beda??
PA... Proyek Akhir
Ya kalo biasanya bikin stres, melengkapi syarat lulus, melengkapi kuota minimal SKS, dan paling banter melengkapi CV, di 2013 ini konon direncanakan bakal "lebih".
Berdasarkan obrolan dengan adik kelas D3IF 2010, PA-PA tersebut diproyeksikan menjadi proyek yang ga sekedar "drama", tapi memang disusun timeline pengerjaan dengan reward and punishment pada nilai PA mereka. ya itung-itung latian terlibat proyek beneran.
Tapi bukan itu faktor utama kemenarikan konsep terbaru ini. Justru hal yang spesial terletak pada rencana prodi untuk menyelenggarakan semacam bazar berisi PA mereka dengan mengundang kalangan industri. Tujuannya jelas, yaitu menjembatani karya-karya tersebut agar bisa dipasarkan sehingga produktivitas mahasiswa D3 mempunyai sasaran yang jelas.
Tak hanya itu, terdapat tema yang menjadi acuan dalam pembuatan proyek-proyek tersebut, dimana kali ini adalah digitalisasi budaya Indonesia. Wah.... benar-benar menarik
Semoga sukses, saya walaupun bukan alumni D3 IF, namun kesuksesan prodi tersebut jelas menjadi kebanggaan saya :)
20 Filosofi Karate
Lombokisasi [i need transportation so much :( ]
Dari BIL, tidak adalah bus umum macam Kurnia, Gimbas, GoodWill maupun sejenisnya. Hanya ada tiga pilihan, sewa (ya sewa mobil, sewa motor, atau apalah), jemput (bisa make bus atau motor dan atau apalah), serta Damri. Yeahh, dengan tarif yang menggiurkan, cuma 15 ribu/kepala pun akhirnya saya menuruti kakak saya untuk segera ke Kota Mataram, padahal saya prefer menginap dulu di Bandara.
Selama perjalanan tidak ada kesesakan di jalanan, sungguh lenggang, penyebabnya simpel, TIDAK ADA ANGKOT maupun sejenisnya. Wadeuwwwwww....
Lombokisasi [Java-Lombok via Malang-Surabaya]
12 Februari 2013
Seorang ganteng berusia 22 tahun asal Tegal, beserta kakaknya, menuju Stasiun Kiaraconcong. Ya, orang pertama itu gue, dan yang kedua kakak gue. Kita hendak menjelajah tanah air (tanah dan air dalam denotatif) dengan diawali perjalanan Kiaracondong ke Malang Kota. Perjalanan yang melelahkan dimulai jam 4 sore kurang dan berakhir esok harinya jam 8 kurang. Oh ya persis sebelum kereta datang, muncul telpon tantangan dari dosen saya mengenai lowongan kerja di Eprotea, well, langsung sajalah saya emailkan LA dan CV saya dengan koneksi internet ya naudzubillah lamanyoooo....
Prostitusi Berkedok Agama
Pagi hari di penginapan kawasan Lombok, tepatnya Kota Mataram, NTB sembari menunggu kakak mandi dan bersiap menuju TKP acara KNSI 2013, saya menyetel tv dimana salah satu stasiun televisi menayangkan kajian tentang nikah kontrak. Ini masih menjadi kontroversi antara Syiah dengan Sunni, dimana terdapat pertentangan mengenai pemberlakuan larangan nikah mut'ah atau kawin kontrak. Di beberapa negara (termasuk Indonesia), kontroversi ini menjadi isu yang sangat tajam, bahkan di salah satu negara di Asia Tengah, kabarnya tiap khotbah Sholat Jumat selalu diingatkan untuk menghindari nikah mut'ah.
Well, yang menjadi sorotan kali ini adalah ternyata munculnya "kreativitas bodoh" berupa legalisasi aktivitas prostitusi dengan menyelimutinya dengan mengadakan ijab qabul sehingga pemenuhan nafsu biologis tersebut dikategorikan "sah" karena terjadi saat mereka berstatus suami istri. Namun jangan lupa fakta bahwa pernikahan tersebut dibatasi oleh waktu sebagai kesepakatan dan tarif yang ditentukan. Well, "legalisasi" tersebut tentunya merupakan sudut pandang mereka.
Artinya motif aktivitas tersebut adalah pemenuhan nafsu biologis bagi si customer/client serta pemenuhan kebutuhan finansial bagi si "karyawan/karyawati". Kesakralan pernikahan jelas punah. Wanita telah menjadi komoditas industrialisasi pariwisata. Bila sudah seperti ini, siapa yang patut bertanggung jawab? Okelah itu tidak sepenting pertanyaan ini "Bagaimana solusinya???"
Nothing Special??
Bila tidak ada spesial maka percayalah bahwa hasil dari proses tersebut yang bakal biasa-biasa saja.
Hal tersebut berlaku berbagai event yang sifatnya rutin dijalankan oleh organisasi manapun, misalnya PDKT (nama ospek di kampus gw), Mabim (ospek di fakultas gw), LKOD, LKOL, pelantikan Bantara, Laksana Prompt Night, Malam Inaugurasi dan sebagainya. Yang ada hanyalah rasa basi dan niat hanya menuntaskan suatu kewajiban yang tradisionil. Kesan dan kader (untuk event yang bersifat kaderisasi) takkan beda jauh, kalaupun ada yang melejit itu hanya pencilan yang tak seberapa dibandingkan kualitas keseluruhan.
Harus ada sesuatu yang spesial, misalnya tema, tujuan, dan berbagai peluang inovasi lainnya.
Pelantikan Bantara/Laksana ... bila memang diharapkan menghasilkan Penegak Bantara/Laksana yang peduli dengna masyarakat, maka penugasan yang diberikan pun hendaklah disesuaikan dengan tujuan tadi. Misalnya tugas penyakit masyarakat disesuaikan dengna kebutuhan masyarakat dalam mengatasi penyakit masyarakat, contoh konkret membuat poster penyuluhan tentang bahaya penyakit masyarakat beserta cara mencegahnya, dicetak seukuran A1 dan dipasang di sejumlah area strategis di masyarakat. Esensinya dapat, pemenuhan tugasnya dapat, dan bahkan manfaat keberadaan Pramuka dirasakan langsung oleh masyarakat.
Turnamen Karate, memang acara utamanya ya pertandingan antarkarateka, tapi acara bakal lebih menghibur bila dalam penyelenggaraannya disediakan istirahat sekitar 15 menit tiap 3 jam berupa games yang bikin have fun. Emang butuh banget banget banget ya dalam turnamen karate ada games-nya? Kalo setahu saya suasana arena turnamen itu suntuk, ngebosenin, terlalu negangin, lhaaaa di sinilah dibutuhkan ide-ide "gokil" yang mencairkan suasana, khususnya mereka yang capek abis tanding. Tak lupa pula, ajak UKM/komunitas seni setempat untuk tampil di sela-sela waktu istirahat ataupun pembukaan/penutupan. Ya contohnya turnamen karate se-Jabar di IT Telkom, wah bakal menarik tuh bila dihadirkan UKM Sulawesi, Minang, dsb, itu bakal ngasih sajian seni yang pasti ditonton dengan ketakjuban. Simpel but penting lho
Ada pula inspirasi dari acara LKO1 waktu saya semester 1. Tema kedirgantaraannya cakep banget. Ini menginspirasi saya dalam membayangkan konsep acara misalnya MOS dengan konsep serupa. Gw yakin kalo SMA 1 Slawi ngadain MOS (yang biasanya serem, penuh perbedaan pendapat antara guru dengan pengurus OSIS) malah dikreasikan berupa acara yang have fun, berbagai konsep dekorasi, music, penugasan (tentunya tugasnya yang mutu), koreografinya berbalutkan tema pesawat. Wah, SMA lain bakal ngiler tuh kalo tahu. Well, esensi MOS itu sendiri bakal didaptkan tanpa berbagai macam bentakan senior ke junior, justru si junior bakal takjub terhadap kreativitas si senior dan termotivasi untuk lebih kreatif lagi, kalo hanya diisi peloncoan si junior bakal termotivasi buat lebih kejam tatkala jadi senior.
Sesuai Kata Dasarnya
Pramuka, akronim dari Praja Muda Karana, semua orang yang (agaknya) sudah tahu. Namun apa nama lengkap organisasi ini secara aspek hukum yang dicantumkan pada AD, ART, dan bahkan UU?
Ya.. GERAKAN PRAMUKA
menyeruaklah pertanyaan baru, kenapa "gerakan"?
Kenapa tidak "paguyuban"? Oke, mungkin berasa tukang ojek, kalau gitu kenapa tidak "himpunan", "persaudaraan", "persatuan", "ikatan", "front", "badan", atau berbagai kata-kata manis lainnya?
Unidentified Species
Siapapun dia, ada baiknya bila tidak kita sebut namanya sebelum semua itu telah menjadi suatu kepastian
Karena apa?
Kito tidak tahu takdir yang terjadi nantinya, saat ini masih dan jelas tentang adanya risiko kegagalan, maka demi menjaga nama baik sesama insan-Nya, kito orang sebaiknya merahasiakan identitas orang yang kito pendam perasaan kepadanya
Sesumbar itu tidak baik
Beginilah cara Orang kafir Menghancurkan kita
Itulah orang kafir kerjaanya. dan Qt banyak yg terjebak.
♥ Bismillahirrahmanirrahim ♥
:: Beginilah cara Orang kafir Menghancurkan kita ::
Ibu Guru berkerudung rapi tampak bersemangat di depan kelas sedang mendidik murid-muridnya dalam pendidikan Syari'at Islam. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada penghapus. Ibu Guru berkata, "Saya punya permainan. Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada penghapus.