Nonton Konser Laruku [2]


Hitomi no Jyuunin, Sempat suasana hening yang kemudian menjadi riuh ketika Laruku memusat di tengah panggung membawakan lagu ini. Nuansa syahdu yang sangat kontras dengna lagu Revelation tadi. Hyde yang dari tadi pecicilan, kali ini duduk kalem
X X X -English version-, lagu ini sangat tidak mengerti kontennya tentang apa sehingga saya lebih menikmati suasana panggung yang masih enerjik dan menyalak tajam.
Fate, OK ini lagu termasuk tipe yang saya jatuh hati sejak pertama mendengarnya. Sangat misterius, nuansa kelam, mistis, terjal dan sejenisnya berbaur di situ, namun manis. Ini juga lagu yang pertam akali saya hafal lirik Jepang-nya. Ga nyangka, lagu yang dulu cuma gua ikut nyanyiin di kaset sekarang beneran dinyanyiin ama orangnya di panggung depan gue ^_^
Forbidden lover , maaaakkkkk, si Hyde nangis di depan gue...#lebay pisanlah... doi tampak menjiwai lagu yang menurut saya paling "dark" dimana bikin kita ada dimensi lain #makinlebay

My Heart Draws a Dream, nah ini nih....salah satu dari salah beberapa lagu Laruku favorit saya. Aransemennya seperti biasa khas dan tertata ciamik dengan diawali solo guitarnya om Ken, herannya si Arief yang lebih "nggilani" dalam ngefans laruku justru ga mudeng kalo ini lagu MHDaD #parah_loe. Bahkan mereka tidak pelit dengan mengajak penonton untuk ikut ber-ansambel menyanyikan reffain lagu ini... yeah,,,, we draws this song

Sebelum lanjut lagu berikutnya, saya ingin mengulas keramahan Laruku, namun lebih tepat disebut kelihaian mereka ber-standupcomedy (kecuali Yuki yang pendiem). Si Hyde dan Ken dengan PD-nya menyapa fans dengan berbahasa Indonesia, ada yang tata bahasanya bener ada juga yang kacau balau. Udah gitu mereka malah ngebanyol dengan mengeluarkan gamelan serta wayang golek, bukan buat diklaim punya Jepang tapi dimainkan dengan penuh keluguan. Mana disinggung pula kelezatan nasi goreng Indonesia, kenapa gak sekalian soto Tegal?? Si Tetsu pun juga ga mau kalah, benar-benar sosok musisi yang interaktif :D

Seventh Heaven, aksi jingkrak-jingkrak masih menghujam pelataran GBK malam itu. Lagu 7th Heaven yang jadi lagu pertama Laruku dengan balutan musik dance membuat mondar-mandirnya Hyde sepanjang panggung jadi gak sia-sia. Tak hanya itu, irama yang dibawakan pun stabil, aksi yang jarang terjadi di Indonesia dimana (mungkin) hanya Armand dan Giring yang jelalatannya masih bisa diikuti dengan kualitas vokal.
Driver's High, kali ini ada suara mirip mobil di-stater sebagai isyarat lagu Driver's High segera dihentakkan. Dan memang ibarat koor , penonton pun makin gaduh dengan lagu ini
Stay Away, si Tetsu mulai solo session dan lagu rancak Stay Away dikumandangkan. Jika di video klipnya muncul flashmob karyawan kantor, kali ini yang ditampilkan versi animasi yang lucuuuu banget.


Animasi pada LCD sebagai background memberikan suasana yang sangat artistik


Ready Steady Go, lengkingan vokal Hyde berteriak "Are you ready?" menjadi pertanda ini nih lagu. Kualitas beat-nya masih terjaga dan jadi bukti bahwa udah sekian lagu pun penampilan mereka masih stabil :)
Anata, ini lagu dibawakan bareng2 bersama penonton sehingga malam itu terasa makin romantis, dan ini yang jadi poin plus sebuah band yang mengakui bahwa apa yang mereka raih tak lepas dari penan fans, dan lagu cinta bertajuk Anata cocok menjadi "jembatan"-nya
the Fourth Avenue Cafe, permainan drum khas di lagu ini bikin penonton langsung bertepuk khas mengiringi intro lagu ini, apalagi Hyde berujar "Jakartaaa" makin "berisiklah" para penonton tersebut.
Link, lagu yang enjoyable yang di lagu ini dan membuat malam itu semakin pantas disebut sebagai Night to Remember
Niji, nahhhh ini nih lagu penutup yang passs mantaphh banget karena menceritakan keluarbiasaan konser yang sempat diliputi hujan namun berakhirkan keceriaan dan kebersamaan antara penonton dengan Laruku

Layar besar yang menampilkan drummer favorit saya, Yukihiro Awaji

Panggung yang ciamik disertai sajian sound yang high class



Okey, ibarat lagu band Utopia "Pesta t'lah Usai" maka saatnya berpikir tentang kehidupan realistis. Dimulai dari bagaimana caranya pulang ke kosan Juni, where's angkot? where's busway? Nothing at all, mana uang di dompet kita hanya tersisa 100ribu dan itu sudah habis untuk beli merchandise si Arief. Maka di sinilah ilmu GladiTangguh diterapkan dengan menyusuri jalanan ibukota malam hari mencari ATM yang alhamdulillah setelah setengah jam lebih bisa ditemukan sehingga kami lebih berani dalam mengarungi kerasnya hidup. Sebuah taksi pun naas kami bajak untuk menuju kosan Juni. Kejutan muncul ketika ternyata Esa, Bimbang Ganas58 hadir di situ.

Wajah kusam pasca nonton, mana besoknya presentasi tubes AUSI


Dengan penuh keberanian menyusuri jalanan ibukota untuk kesekian kalinya, saya, Esa, dan Arief menuju ke Kampung Rambutan yang konon kabarnya masih tersisa bus yang hendak ke Bandung. Entah benar atau tidak isu tersebut, yang pasti ikhtiar itu diperjuangkan. Dan ternyata benar, alhamdulillah saya pun bisa memastikan diri ada di ruang kuliah 3 Mei 2012 untuk presentasi tubes AUSI, sedangkan Arief memutuskan istirahat hingga esok hari di kosan Esa di Tangerang. Perjalanan gokil yang penuh inspirasi.

Makasih buat Arief, kawanku yang palinggggg baik plus Juni dan Esa ^_^

No Response to "Nonton Konser Laruku [2]"