Lombokisasi [i need transportation so much :( ]

Dari BIL, tidak adalah bus umum macam Kurnia, Gimbas, GoodWill maupun sejenisnya. Hanya ada tiga pilihan, sewa (ya sewa mobil, sewa motor, atau apalah), jemput (bisa make bus atau motor dan atau apalah), serta Damri. Yeahh, dengan tarif yang menggiurkan, cuma 15 ribu/kepala pun akhirnya saya menuruti kakak saya untuk segera ke Kota Mataram, padahal saya prefer menginap dulu di Bandara.

Selama perjalanan tidak ada kesesakan di jalanan, sungguh lenggang, penyebabnya simpel, TIDAK ADA ANGKOT maupun sejenisnya. Wadeuwwwwww....
Tak apalah, saya kira itu hanya di Praya, ternyata di Mataram pun idem ditto. Alhasil dari pool Damri hingga pusat kota pun menjadi arena geladi_tangguh. Hal ini tentunya memberatkan kakak saya yang memang lebih jarang jalan kaki ketimbang saya. Rencana menginap di masjid seadanya pun terpaksa dibatalkan karena kakak prefer ke penginapan, tentu tidak lucu bila kakaknya di penginapan tapi adiknya di masjid, apalagi saya tipikal orang yang males debat, ya nurut sajalah. Yang pasti aplikasi Maps pada Android snagat membantu mengenai arah pulang sehingga kami tidak menjadi butiran debu.

Paginya kami menuju ke STMIK Bumigora di Jalan Ismail Marzuki. Beberapa orang berkostum adat tampak sibuk, mungkin hendak mempersiapkan diri tampil di acara KNSI ini. Namun, sejauhnya saya hengkang ke Pulau Lombok, yang saya temui di sana lagi-lagi adalah kak/pak Yogiek (IF2006, Dosen Politel), pak Dawam (IF2006, Dosen ITT), dua orang yang tidak asing lagi. Kak Yogiek pernah satu kepanitiaan dengan saya, sedangkan pak Dawam pernah satu proyek pengmasy fakultas dengna saya di Cilampeni. Pembukaan diwarnai penampilan seni khas Lombok berikut, yaitu drama legenda Mandalina, keren kalilah, apalagi buat pecinta budaya Indonesia macam saya..hehee

Ini dia screenshot dramanya

Ketika siang hari menyapa, ternyata muncul (lagi) dosen IT Telkom di situ, yaitu pak Agung dan pak Tjokorda. Hadeuhhhh.... ITT everywhere
Untuk acara KNSI ini sendiri sekitar 300 makalah berhasil lolos walau tidak semuanya dapat hadir ke lokasi untuk presentasi. Selain dosen-dosen tadi, sebenarnya ada pula pak Yanuar, bu Warih, bu Vany, bu Ayu dll yang berhalangan hadir.

Capek dan mahal untuk menuju Lombok tentunya takkan ebrarti bila hanya "angrem" di pusat kota, sehingga ngebolanglah saya dan kakak saya.

Jalan-jalan di sekitar lokasi

Satu hal menarik di Mataram ini adalah suasana yang tentram tidak tampak berbagai macam poster provokasi kebencian antarumat beragam, jelas berbeda dengan di kampus saya.

Dengan keterbatasan finansial serta minimnya transportasi akhirnya diputuskanlah kami menuju ke pantai Batulayar yang tidak begitu ramai, namun cocoklah untuk saya yang emang belakang semakin introvert. Yap yap yap karena kakak saya hanya diam di pinggir maka saya pun kecean sendiri di pinggir pantai.

Si ganteng lagi kecean

Tidak begitu panas, namun tidak terlalu mendung, ya sesuai nuansa hati saat itulah..
Entah pas nekan kameranya goyang atau cahaya yang kurang pas, namun malah ngasih efek blurring yang nggak jelek-jelek amatlah
Pulang ke kota yukkk, udah hampir Maghrib nih... mumpung "nemu" angkot yang baiikkkk hati banget nganterin ke pantai BatuLayar

Esok harinya saya kembali mengikuti KNSI sesi terakhir serta mengambil berkas titipan dosen saya. Di sesi terakhir ada pula moderator yang malah mendebatkan presentasi seorang peserta yang menurutnya keduanya membicara frekeuensi yang berbeda, hahahaaa... aya aya ae

Ketika agak siang, kami pun membajak taksi untuk menuju Pantai Lembar, yaitu pelabuhan baru di Pulau Lombok yang menghubungkan NTB dengan Bali. Yihipiiiii, Baliiii. Pemandangan pelabuhan di sini jujur bikin saya pengen renang #mumpung udah bisa renang, tapi faktor keterbatasan waktu jualah yang akhirnya membuat niat tersebut saya urungkan.

Kakak saya menuju fery Putri Yasmin




Lombok, semoga ada rezeki untuk "real backpacking" untuk makin memahami kebesaran Allah


No Response to "Lombokisasi [i need transportation so much :( ]"