Seni Penuh Pembelajaran dalam Kuesioner dan Wawancara

Bukan pekan-pekan yang menenangkan karena proses pengumpulan data tahap 1 dilakukan dengan berbagai perjuangan yang masya Allah sungguh penuh nikmat ujian :D. Di tahap ini, saya perlu melakukan wawancara serta kuesioner. Kedunya memiliki tingkat kesulitan serta keuntungan masing-masing yang kalau dipikir-piker menjadi saya terlalu sayang untuk menyerah.

Kuesioner yang saat ini diedarkan adalah kuesioner dengan versi 1.6 artinya sudah terjadi beberapa banyak revisi sebelum dirilis. Proses pengisian sengaja dilakukan melalui online dengan harapan, pengisi dapat sekaligus mempergunakan objek penelitian sesuai kriteria informasi yang diperlukan.

Bagaimana dengan proses PDKT ke calon responden? Jelas ini tantangan yang sangat berat. Menjapri satu per satu sebenarnya melelahkan, tapi itu lebih efektif dan lebih memanusiakan calon responden. jalur email, jalur WA, jalur SMS dicoba semua dengan harapan bisa memperoleh harus memuaskan. Perlu bahasa yang memanusiakan, bahasa yang sopan, bahasa yang nggak memerintah seenaknya, dll. Dari sisi keteraturan instruksi pengisian  kuesioner pun sangat memerlukan kehatian-hatian mengingat tidak semua responden pernah berinteraksi dengan objek penelitian tersebut.

Alhamdulillah Allah memberikan bantuan melalui kawan-kawan yang bersedia membantu mengisi kuesioner. Memang masih harus mengejar jumlah yang ditargetkan oleh dosen pembimbing. Optimis bisa :D

Lalu ada banyak cerita menarik tentang wawancara.
Bagaimana menentukan lokasi dan waktu untuk berbincang-bincang. Menjelaskan informasi apa yang diharapkan untuk digali. Dan tak lupa proses "rekaman" yang penuh kekoplakan.

No Response to "Seni Penuh Pembelajaran dalam Kuesioner dan Wawancara"