Kerahasiaan Dokumen di Tempat Nge-print

Belakangan ada bisnis online yang cukup marak di dunia perkuliahan. Dari pengamatan di sekitaran kampus UI serta Unitel, bisnis ini mulai menjamur. Bisnis online yang dimaksud adalah jasa cetak dokumen online. Pelanggan cukup mengirimkan email ke vendor percetakan sehingga tugas mencetak dibebankan pada si vendor dan pada waktu yang telah disepakati si vendor menyerahkan hasil cetakannya pada si pelanggan. Ada unsur penghematan waktu, khususnya ketika si pelanggan agak jauh ataupun terkendala akses ke tempat cetak. Misalnya saya mahasiswa MTI hendak mengumpulkan proposal tesis pada Jumat malam. Berhubung saya berkantor di Kalibata dan baru selesai ngantor jam 5 sore jelas saya akan terburu-buru jika mencetak dokumennya seusai pulang kantor. Maka cukup mengirimkan email ke vendor pada Jumat siang dan "janjian" ntar Maghrib udah beres. Si pelanggan cukup "tahu beres" plus bisa menghemat waktu. Bisnis yang menguntungkan pelanggan.

Sumber gambar : http://d-loadd.blogspot.com


Namun bisnis cetak dokumen online ini menyimpan risiko yang patut diperhatikan. Bahkan bisnis cetak dokumen yang offline alias cetak di tempat pun sebenarnya menyimpan risiko yang serupa. Risiko ini tentang kerahasiaan dokumen dan antisipasi penyalahgunaan dokumen setelah dicetak. Kenapa demikian?

Kebiasaan seseorang yang sulit diperbaiki adalah kerapian mengelola dokumen (ya termasuk gw juga sih). Termasuk diantaranya adalah memastikan kerahasiaan sebuah dokumen. Dalam hal ini, ketika kita selesai mencetak dokumen, kita kerap lalai bagaimana dokumen tersebut selanjutnya. Apakah cukup diarsipkan di folder tertentu atau bagaimana. Bagi mahasiswa informatika yang skripsinya mempergunakan data yang bersumber dari pihak ketiga (misalnya rumah sakit, BAPPEDA, dll), tentu tidak boleh sembarangan membiarkan data tersebut tercecer dan bisa diambil oleh pihak yang tidak berkepentingan. Misalnya seorang mahasiswa dengan topik tesisnya membahas keamanan jaringan di sebuah perusahaan jelas tidak boleh asal "mengumbar" celah-celah keamanan yang berhasil didokumentasikannya. Tapi namanya juga manusia, kerap lupa bagaimana menjaga kerahasiaan dokumen.
Kesalahan yang sering terjadi saat mencetak secara offline di vendor adalah membiarkan file tersebut di harddisk komputer vendor

tanpa kejelasan bagaimana kelanjutannya jika sudah sukses dicetak. Masih "mending" jika si operator vendor itu orangnya mengerti kerahasiaan dokumen, jika tidak? Bisa saja setelah si "kumbang" (bukan nama sebenarnya) mencetak tugas besarnya lalu karena file-nya masih tertinggal di komputer vendor lantas di-copy-paste oleh si "bunga". Nah kalau si "bunga" memplagiat tugas besarnya si kumbang", kira-kira bakal jadi kasus nggak tuh?
Tapi...tapi...kan file-nya PDF kok, udah di-lock. Sama aja keuleus, ada banyak cara nyukilnya kok :v

Bagaimana dengan bisnis cetak dokumen online?
Sulit untuk menyebut apakah risikonya lebih enteng atau malah lebih parah. Yang pasti ketika kita mengirim file melalui email maka artinya file tersebut sudah "terbuka" aksesnya bagi si vendor. Nah, bisa jadi nih si vendornya itu cerdas (dalam arti positif) sehingga menjaga kerahasiaan file tersebut. Bisa jadi pula si vendornya malah nakal (dalam arti negatif) sehingga memperjualbelikan file yang didapatnya.

Nah bukan berarti model bisnis cetak dokumen ini berbahaya, jelek, ataupun patut dihindari. Bukan seperti itu. Bisnis ini sangat bermanfaat dari sisi pelanggan, namun risiko berupa kerahasiaan dokumen serta antisipasi pelayahgunaan patut diperhatikan. Vendor perlu menjelaskan bahwa mereka menjamin kerahasiaan dokumen, akan lebih baik jika dokumen dimusnahkan setelah dipergunakan. Bagi si pelanggan, mulailah untuk lebih sadar tentang keamanan informasi dokumennya.

No Response to "Kerahasiaan Dokumen di Tempat Nge-print"