Ramadhan yang Ramai Pilihan [1]

Bulan Ramadhan tidak lama lagi menghampiri hayat kita. Bulan suci yang disertai tiga pertanyaan, [1] apakah ini Ramadhan terakhir bagi saya; [2] apakah ibadah saya nanti diterima; [3] akan jadi apa kita pasca-Ramadhan nanti. Sungguh kesempatan yang notabene nikmat tatkala kita bisa mengisi dengan yang terbaik di bulan suci ini. Ramadhan bisa dilihat dari berbagai sudut untuk menggambarkan makna spesialnya.

Dari sisi ekonomi pasar, Ramadhan identik dengan kenaikan harga bahan pokok. Tidak bisa dipungkiri, bulan Ramadhan harga membumbung tinggi tanpa bisa terprediksi. Yang lebih unik, kenaikan harga tersebut tidak otomatis disebabkan kelangkaan komoditas tertentu. Hal yang janggal mengingat kenaikan harga, mengacu konsep ekonomi sederhana, biasanya terjadi karena semakin sedikitnya pasokan atau barang yang dijual sementara itu permintaan tinggi. Praktis Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian bakal sibuk dalam menggelar operasi pasar. Sejauh ini, hanya harga beras yang relatif stabil, itu pun karena konsumsi beras agak menurun saat Ramadhan dan lebaran. Tapi yan sudah pasti melonjak adalah minyak goreng karena banyak yang berbuka puasa dengan gorengan, bawang merah karena peran sentralnya sebagai bumbu masakan, dan daging selaku simbol makan 'enak' saat berbuka puasa maupun berhari raya.

Masih dari sisi ekonomi, Ramadhan juga kerap diasosiasikan dengan meningkatkan pengeluaran seseorang atau rumah tangga. Bukan fenomena yang aneh mengingat intensitas agenda 'berbiaya' justru kerap dihelat dengan kemasan buka puasa bersama, entah itu di lingkup keluarga besar, kantor, reuni teman kampus, reuni teman SMA, reuni dengan mantan eh wkwkwk. Pos pengeluaan untuk konsumsi menjadi sangat membengkak walau intensitas makan 'besar' turun dari 3 kali menjadi 2 kali. Makan 'alias' nasi memang menurun, tapi kudapan semakin ramai, begitu pula berbagai hidangan es beraneka rupa.

Begitulah Ramadhan menyuguhkan banyak pilihan, salah satunya adalah tren konsumsi masyarakat yang meningkat. Mau ikut atau tidak, itu silakan saja bro. Lain waktu kita ulas pilihan lainnya.


No Response to "Ramadhan yang Ramai Pilihan [1]"