Sukses itu Mengacu Parameternya


Sukses, kalau dalam KBBI Android saya artinya "berhasil". Sukses pun bagi tiap orang, baik yang ber-Android maupun yang tidak pun sudah pasti tertanam di benak sebagai suatu keinginan yang harus dicapai, bahkan tak jarang nama akun di media tertentu mencantumkan frase "sukses", misalnya "Putra Selalu Sukses"(Putra adalah nama samaran). Namun kekeliruan (jika ini tidak dianggap sebagai kesalahan) yang sering terjadi adalah kehilangan parameter dalam menentukan kesuksesan yang hendak diraihnya.

Sebagai mahasiswa, jika ditanyai apa yang menjadi parameter kesuksesan maka adalah setiap orang untuk menentukannya sendiri. Boleh jadi parameter kesuksesannya adalah ketika lulus 3,5 cumlaude IPK 3,91 (kenapa 3,91? saya suka angka 91 karena lahir 1991), mungkin pula kesuksesan didefinisikan ketika mampu mendirikan suatu komunitas yang berkontribusi aktif bagi masyarakat, atau bahkan ketika di semester 3 sudah bisa membayar SPP sendiri lewat kegiatan wirausahanya, well bagi yang hobi berorganisasi tentu akan memunculkan parameter yang lain lagi. Parameter inilah yang menjadi satuan kesuksesan dimana terdapat satuan subjektif, yaitu gagal banget, gagal, cukup gagal, nyaris gagal, nyaris sukses, cukup sukses, sukses banget, sukses banget banget dst (malah berasa aroma fuzzy system). Dan tidak dilarang mempunyai parameter kesuksesan yang lebih dari satu (kepala makin kejang membayang skenario fuzzy-nya).

Bahkan klub sepakbola pun mempunyai parameter kesuksesan masing-masing.
Persib Bandung yang ditempeli 6 sponsor di jersey-nya jelas menargetkan juara sebagai harga (nyaris) mati, apalagi sejak 1995 tidak pernah juara Liga Indonesia. Namun bagi klub promosi musim ini, Persepam Madura, juara bukanlah hal yang harus digapai, keberhasilan bertahan di ISL menjadi kesuksesan utama, berhasil masuk 7 besar boleh jadi menjadi target yang tidak wajib. Bahkan segala macam transfer pemain bola pun ada parameter kesuksesannya. Penjualan Alessandro Nesta bagi Lazio adalah pure untuk menyelamatkan kas klub, bila Nesta berhasil meraih Scudetto, UCL, Piala Dunia Antarklub sedangkan Lazio gersang prestasi tapi kas keuangan berhasil diselamatkan maka transfer Nesta dikategorikan sukses baik ke Lazio maupun ke Milan (karena Milan membeli untuk menggapai prestasi).

Ketika keberhasilan mencapai target atau dengan kata lain "sukses" maka perlu pengendalian diri untuk bersikap bijak dalam move on ke jenjang yang lebih sukar tanpa dimabuk ambisi.

No Response to "Sukses itu Mengacu Parameternya"