Ada Ada dengan Lapas?

Bulan April telah berlalu, bulan yang kelam bagi sejarah penanganan narapidana di Indonesia. Betapa di bulan keempat lalu, dua insiden di dua lembaga permasyarakatan terjadi. Keduanya menggenapi kasus yang terjadi di tahun 2016 ini menjadi empat. Kasus terakhir yag terjadi kebetulan berlangsung di Kota Bandung, wajar jika akhirnya masyarakat mulai gaduh, padahal kasus kerusuhan jika melanda Kota Aceh, Bengkulu, dan Denpasar. Sebagai masyarkat sipil yang "buta" dengan ekosistem di dalam lembaga permasyarakat, saya bingung tentang apa penyebab insiden tersebut "sebenarnya".

Mengapa kata sebenarnya saya beri tanda kutip? Karena kerap alasan yang terjadi disamarkan untuk menghindari insiden yang lebih parah, terutama jika timbul korban jiwa. Berbagai dugaan menghampiri laman-laman di dunia maya. Perkelahian ditengarai sebagai inti dari insiden, walau ada pula bumbu isu bunuh diri. Namun bagaimana ke depannya? Apakah akan ada perbaikan? Bagaimanapun kasus yang meyeret para tahanan, mereka tetap punya hak untuk memperbaiki kualitas hidup.

Mulai timbul di benak saya untuk mencari solusi dari sisi TI. Apakah ada peluang bagi TI memperbaiki situasi penghidupan di lembaga permasyarakatan? Saya berangan-angan "wabah" e-commerce bisa menjadi potensi bagi para penghuni lembaga permasyarakat. Wabah di sini bukan berarti para penghuni menjadi konsumtif, namun justru dibekali kemampuan untuk terjun di dunia e-commerce pasca-menghirup udara segar. Saya juga berangan-angan, akan ada aplikasi semacam dasboard yang secara blak-blakan melaporkan performa pengelolaan lembaga permasyarakatan. Benarkah terjadi ledakan jumlah penghuni sehingga sumber daya yang ada cukup? Benarkah birokrasi yang ada mempersulit para penghuni memperoleh hak-haknya, seperti dijenguk keluarga, mengajukan remisi, hingga mengajukan PK (peninjauan kembali)?

Saya berharap ada kontribusi TI, melalui e-government di sini...

No Response to "Ada Ada dengan Lapas?"