el Classico non Grata

El Classico memang punya daya pikat tersendiri. Barangkali ini menjadi laga on-derby terpanas di blantika sepakbola dengan berbagai faktor. Kebetulan memang kedua klub yang terlibat, Barcelona dan Real Madrid masih punya kepentingan di klasmen La Liga. Hal ini yang membuat el Classico kali ini masih menarik ditonton, bahkan dibandingkan Derby Milano yang keduanya tengah terancam gagal lolos [lagi] ke Eropa ataupun Derby Glasgow yang meempatkan Ranger terlalu inferior peringkatnya di hadapan Celtic. Sebagaimana biasa, aroma sarat makna el Classico memang 'dipercaya' manjur untuk melihat siapa yang menjadi penguasa La Liga di akhir musim, terlebih jika jarak diantara kedua klub itu relatif tipis. Barcelona di musim 2008-2009 tidak hanya mengangkangi Madrid di el Classico jilid II, tapi menyisakan taruma mendalam pada Madrid yang sebelum bercokol di pucuk klasmen. Mereka goyah dan akhirnya Barca sukses mengudeta Madrid. Musim lalu, Madrid sempat dicoret dari catur La Liga sebeleum el Classico jilid II. Nyatanya, skor 2-1 untuk mereka membuat Barcelona harus menunggu akhir musim untuk merengkuh trofi La Liga, itu pun harus dibantu 'fokusnya' Madrid ke Liga Champions.

Musim ini pun fenomena el Classico dipercaya bakal menentukan siapa yang tertawa di akhir musim. Madrid sempat berjarak 6 poin atas Barcelona, itu pun mereka masih surplus 1 pertandingan, artinya bisa jadi Madrid unggul 9 poin. Terlalu muluk berharap Madrid tersandung 3 kali. Tapi beruntungnya bagi Barca karena ada laga el Classico berupa lawatan ke kandang Madrid. Tapi jadwal justru menyiksa Barcelona yang kadung dipermak Juventus sehingga tersungkur dari Liga Champions. Belum pulih benar mental Barcelona, mereka harus melakoni el Classico menantang Real Madrid yang sedang membumbung mentalnya lantaran sukses lolos ke semifinal Liga Champions. Singkat cerita, Barcelona dalam kondisi tidka menguntungkan. Mental masih ambruk, laga tandang, plus tanpa Neymar si kontributor assist, plus tuntutan harus menang. Imbang artinya poin tetap 6, andai Madrid kecolongan di laga 'tabungan' itu. Kalau kalah, ya AhSudahlah.

Tapi hasil pertandingan memang di luar dugaan. Barcelona mencuri kemenangan dengan alur yang sangat dramatis. Marc Andre Ter-Stegen tampil heroik 12 penyelamatan serta gol di menit terakhir injury time. Benar-benar mencuri kemenangan, walau sebetulnya diantara Barcelona dan Madrid kalah di kandang masing-masing itu biasa. Ngomong-ngomong kata biasa, suguhan teror benturan fisik sangt diumbar di laga tersebut dengna klimaksnya sebuah kartu merah ke pemain yang rutin menerimanya. Dan kata 'biasa' juga sebetulnya patut dialamatkan pada Busquet, Sergi Roberto, dan Samuel Umtiti yang kembali ke penambilan 'biasa'-nya mereka, yaitu gemilang.

Barcelona sementara kembali ke singgasana, tapi masih dalam status darurat. Kemangan 7-1 Barcelona atas Osasuna direspo Madrid dengan menghajar Deportivo La Coruna 6-2. Masih ada 4 laga tersisa yang sangat kritis. Apalagi Madrid masih punya tabungan 1 pertandingan yang artinya ada peluang meraup poin tambahan. Walau demikian, andai kedua klub menuai poin sama, maka Barcelona relatif diuntungkan karena selisih gol yang relatif lebih baik dibandingkan Madrid.

No Response to "el Classico non Grata"