สวัสดี Bangkok [3] Masjid Haroon

Papan nama yang menandakan eksistensi masjid ini, sebuah ember biru tidak sengaja ikut terpotret. Anggap saja sebagai penanda sederhananya tempat ini

Pertanyaan yang harus diapungkan jika jalan-jalan ke daerah yang jarang umat muslimnya adalah dimana lokasi masjid. Bukan perkara mudah karena masyarakat Indonesia selama ini 'dimanja' dengan tempat sholat yang mudah ditemukan. Saat sulit mencari masjid, maka pombensin atau malah pasar raya biasanya jadi alternatif untuk mecari mushola. Kemudahan yang jadi barang langka saat di luar negeri, termasuk di Bangkok.


Bentuk kubah menandakan pengaruh dari Asia Barat dan Selatan, sedangkan aksara Thailand jelas menandakan identitas lokal.

Jauh sebelum kami berangkat ke Chiang Rai, saya sudah menyurvei lokasi masjid di Chiang Rai dan juga Bangkok. Dua-duanya sama-sama jarang. Karena itulah, jadwal perjalanan disesuaikan dengan waktu sholat, termasuk pula memanfaatkan kemudahan berupa jamak sholat, hal ini akan saya paparkan lebih lanjut di lain artikel. Di Bangkok sendiri, saya membidik masjid Haroon sebagai tempat sholat di hari pertama. Menggunakan aplikasi daring Grab, kami berangkat ke masjid tersebut seusai dari Taman Lumphini. Tantangan yang agak luput dari rencana saya adalah kemungkinan si supir yang tidak tahu lokasi masjid yang kami tuju. Risiko yang sebetulnya wajar mengingat lazimnya orang tidak hafal tempat ibadah yang bukan agamanya di kotanya. Alhasil kami malah tersesat di sebuah kawasan yang kami sendiri tidak tahu.

Okay, Kedubes Prancis ketemu, seharusnya di samping sini terletak Masjid Haroon

Di sinilah saya bersyukur lantaran hidup di era yang mudah memanfaatkan informasi geospasial. Bermodalkan aplikasi Googl Maps, kami berjalan kaki menuju Masjid Haroon. Untungnya, petunjuk yang agak unik kami temukan untuk melacak lokasi masjid ini, yaitu Kedutaan Besar Prancis. Bermodalkan clingak-cliguk, bendera Prancis berhasil kami temukan dan dalam hitungan detik Masjid Haroon pun berhasil kami singgahi. Selain tujuan utama untuk sholat, keberadaan masjid juga menandakan adanya tempat makan halal. Jelas bahwa motivasi ganda tersebut membuat kami sangat bersemangat mencari masjid hehee.

Yeayy ada kedai makan halal hohoo


Tidak seperti masjid di Indonesia yang cukup megah arsitekturnya, masjid Haroon ini relatif sederhana. Saya sebut 'relatif' karena status minoritas tentu memengaruhi bagaimana pembangunan fisik masjid ini. Saya rasa tidak masalah karena fungsi tempat ibadah tidak ditentukan dari arsitektur masjid. Ketersediaan air, kebersihan, dan juga antusias/keaktifan umat muslim adalah syarat-syarat yang lebih utama.

Sebuah spanduk tentang rencana 'DKM'-nya Masjid Haroon untuk menyelenggarakan agenda kurban di hari hari raya Idul Adha

Suasana di dalam masjid, syahdunya cocok untuk yang mencari jati diri

No Response to "สวัสดี Bangkok [3] Masjid Haroon"