Introduksi #SocMed

Social media (socmed), mungkin ketika mendengar frase itu yang terpikirkan bagi kita antara lain
  • facebook, twitter
  • tempat ngalay macam like status quq eaaa, tempat debat ngalor-ngidul
  • tempat memantau perkembangan UAS dimana berharap di H-1 ada temen nge-share contoh soal UAS
  • kultwit dengan #hashtag
  • tempat stalking alias kepo, itu si doi lagi sibuk apa sih?
  • dan seabreknya


atau mungkin ketika pertanyaan itu ditujukan ke subjek tertentu
  • mahasiswa suudzon = socmed itu tempat dosen ngasih pengumuman mendadak macam kuliah ditiadakan
  • mahasiswa khusnudzon = socmed itu tempat kita saling menasehati tentang perkembangan di luar kampus, misalnya kondisi di Mesir
  • dosen suudzon = tempat saya dikepoin ama mahasiswa sendiri
  • dosen khusnudzon = tempat diskusi tugas kalau di kelas waktunya terbatas
  • ortu suudzon = tempat anak saya ngumpulin foto cewe
  • ortu khusnudzon = begitu kuliah komunikasi ama anak saya lebih gampang
  • bos HRD = situs nggak produktif
  • bos pemasaran = itu sumber data potensi pasar
  • dan seabreaknya


Social media memang ibarat pisau yang manfaat ataukah bahayanya ditentukan pemegangnya dan juga orang yang menilai. Di blogging series kali ini saya hanya akan mengulang mengenai sisi positifnya, apabila keceplosan sisi negatif semoga tidak diterapkan, ya cukup tahu sajalah. Pada postingan jilid perdana ini yang saya kupas adalah say haii, jenis-jenis umum social media, dan langkah awal dalam membangun akun social media.

Pertama i say "HAIIIII"...#sangat_kurang_penting

Kedua mengenai jenis-jenis social media, 
Coba sebutkan minimal 5... 
Hmmm facebook, twitter, trus apa lagi ya? 
Oh ya google+...
eh kemarin aku dapet invitation Path... termasuk bukan y? Masuk deh...
kurang satu lagi...ohya, jaman gue masih demen foto dengan bibir muncis-muncis..apa ya namanya...oh ya frienster, yang nama akunnya bisa pake simbol-simbol lucyuuuu.

OK,n berarti definisi social media masih terkungkung pada chatting, posting status, komen status orang, posting foto, komen foto orang. Padahal social media sangat luas jenisnya. Menurut Tim Trapedach dalam RockYou, definisi social media, yaitu "A social network web site allows a user to:
1) Create a 'profile': set up an account to create a digital
representation of themselves
2) Select other members of the site as contacts or connections
3) Communicate and engage with these users
4) Recently: Use an interface (API) to build applications"

Bahkan di gambar yang dibuat oleh Tim Trapedach, ada banyak sekali jenis social media, nah lhoo coba cari mana logo facebook dan twitter. bila bisa menemukan kurang dari 30 detik berarti kalian kerennnn.



Tim Trapedach juga memberikan beberapa klasifikasi social media, yaitu :
Multimedia
  • Photo-sharing: Flickr, {instagram masuk di sini-by me}
  • Video-sharing: YouTube
  • Audio-sharing: imeem

Entertainment
  • Virtual Worlds: Second Life
  • Online Gaming: World of Warcraft

News/Opinion
  • Social news: Digg, Reddit
  • Reviews: Yelp, epinions

Communication
  • Microblogs: Twitter, Pownce, {plurk, tumblr juga masuk di sini-by me}
  • Events: Evite
  • Social Networking Services: Facebook, LinkedIn, MySpace


Ketiga, ini mulai serius nih, yaitu tentang langkah awal membangun akun dalam social media. Akun di sini tentunya bukan akun pribadi, melainkan akun komunitas, perusahaan, organisasi, dsb. 

Kalau akun pribadi kriterianya lebih ringkas yaitu apa yang didapat dari situ dan siapa saja yang sudah/akan ada di situ, jika kedua jawabannya mengindikasikan hal positif, silahkan bukalah lapak pribadi di social media dan pastikan tidak membuat onar dengan berbagai wujud pelecehan SARA maupun konten pornografi. 

Nah, bila yang akan dibangun itu adalah lapak profesional (atau setidaknya formal), maka pertimbangkan poin-poin ringkas berikut =

Sasaran alias target, 
  • Subjek yang menjadi incaran untuk "dimangsa" ada di social media mana saja. Sebagai contoh ketika hendak membuat akun facebook perusahaan kosmetik, maka survey keberadaan calon customer-nya sering aktif di twitter jugakah atau tidak. Langkah ini dapat dikatakan sebagai step yang paling simpel.

  • Bagaimana profil, baik identitas maupun tingkah laku mereka di social media. Misalnya ketika akan membuat akun twitter sebuah klub sepakbola Eropa, maka perlu diketahui bahwa fans klub sepakbola Eropa lebih sering aktif di malam hari menjelang, saat, dan beberapa saat setelah pertandingan klub mereka. Kemudian fans klub sepakbola mempergunakan bahasa non-formal, dan (yang ini jeleknya) saling memprovokasi tim lawan.
Jika diperhatikan, akun twitter @info_SFC aktif pada waktu sekitar pertandingan saja


Tujuan
  • Apa yang diharapkan dari hubungan dengan target. Perlu dilakukan pembatasan tujuan agar interaksi dengan user lain sesuai dengan hasil yang diharapkan dan tidak terjadi penyimpangan cara berinteraksi. Misalnya, untuk akun suatu merk/brand produk, maka apakah akun ini difungsikan sebagai berikut :
# berpromosi produk
# menyapa user lain
# melayani transaksi

  • Apa yang dibutuhkan target bila social media ini telah terbangun. Misalnya untuk akun socmed suatu institusi pendidikan, maka hal yang mungkin dibutuhkan oleh user lain bisa saja meliputi :
# informasi akademik
# prestasi civitas akademia
# kebijakan institusi

Akun resmi IT Telkom di YouTube yang kontennya didominasi oleh kegiatan di kampus IT Telkom

Apabila dua poin terkait tujuan ini tidak mempunyai korelasi yang jelas, maka dapat disimpulkan bahwa keberlangsungan interaksi tidak akan bertahan lama karena yang ditawarkan berbeda dengan yang dibutuhkan. 



Aktivitas
  • Bagaimana cara menggaet "sejumlah"/"sebagian" target alias bagaimana cara berpromosi mengenai keberadaan social media ini. Ini merupakan langkah awal terkait mengendus keberadaan target. Susunlah strategi dalam berpromosi, misalnya di dua pekan pertama "mengintip" follower akun twitter lain dan follow mereka, kemudian langkah berikutnya bla bla bla. Jangan lupa harus punya indikator keberhasilan yang jelas di fase-fase berpromosi ini. Bila promosi sudah gagal, akan memberatkan kesuksesan membangun social media di kemudian hari.

  • Interaksi apa saja yang dilakukan untuk mengikat hubungan dengan target. Ada banyak cara untuk menarik dan menjaga hubungan dengan target. Sebagai contoh, akun @idkreatif milik Indonesia Kreatif yang pada prime time pagi hari meluncurkan twit berupa sapaan, kemudian share tentang artikel menarik di siang hari. Pada momen tertentu muncul twit berupa pertanyaan yang meminta opini dari tweeps terkait isu tertentu. Tak jarang komentar yang menarik di-retweet. Hal simpel semacam ini merupakan strategi untuk mengapresiasi interaksi yang terjalin dengan follower sehingga follower merasa akun @idkreatif itu "hidup", bukan sekedar ada. Berikut printscreen-nya
  • Bahasan apa saja yang menjadi lingkup aktivitas di social media. Definisikan dengan jelas. Topik apa saja yang wajib, boleh, dan tidak boleh dibahas di social media. Hal ini untuk menjaga fokus akun social media agar tetap pada tujuannya. Namun, perhatikan pula "trik-trik" dalam berkomunikasi dimana hal-hal yang OOT (out of topic) sekali-kali disinggung namun tujuannya sebagai selingan untuk mencegah kejenuhan. Akan lebih baik lagi ketika admin mempunyai kalender berupa jadwal pembahasan topik, kenapa? Dengan jadwal tersebut, dapat dilakukan pembahasan yang teratur secara waktu dan tidak terjadi kekosongan pembahasan maupun bentrokan pembahasan.


Masing-masing pertanyaan tentunya mempunyai jawaban yang variatif. Tentu saja, di sosial media tiap orang punya kepentingan yang berbeda, seleranya juga berbeda

Pada artikel berikutnya, in sya Allah akan diulas mengenai manajemen waktu dalam sosial media serta review sejumlah alat bantu untuk mengetahui kondisi sosial media secara kuantitatif.

Referensi = Introduction to Social Networking by Tim Trampedach, RockYou!

No Response to "Introduksi #SocMed"