Pandangi Jogja Malam ini-episode 3--i hope this's not last

bila kalian membaca tulisan ini pada tanggal 19 Januari 2012 maka bisa dipastikan saya sudah dalam kondisi bisa berselonjor di pemukiman yang "seharusnya" di Jogja...mmm, lebih tepatnya sih di Sleman..setelah hampir seminggu berkenala dan nyaris bergelandangan di area Monjali, Kasihan (bukan kaciann, tapi suatu area di perbatasan Kota YK dengan Bantul), kawasan UIN (lupa nama daerahnya, pokoknya jalan Adi Sucipto), termasuk di warnet (warnet yg pertama kali saya masuki saat saya ke YK, namanya PokeNet)... dan mau berceloteh apakah gerangan saya? tentang Jogja lagi...yoyoi..masa tentang ngakngikngukngakngik?? sebenarnya agak panas juga setelah membaca suatu postingan tentang piknik segerombolan ParaPencariTuhan di tanah Jogja...naluri menulis saya mendadak menyeruak di ujung ubun-ubun hingga aku merasa ini sudah saatnya menggunakan pedang matahari #apacoba, emang korban tv nih..

first, saya ingin mendoakan kawan saya yg sangat luar biasa dalam berkarya untuk kampus ini melalui BEM 2009+2010 dan ITF 2010...u're so inspiring for me guy....wish you get well soon Ardi..

second, alhamdulillah walau dalam kondisi masih partial disorientasi dalam bekerja, saya berhasil memperoleh kesempatan untuk self-developing melalui magang di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta. Awalnya saya berharap bisa mengutak-atik website ataupun database yg berSQL maupun ber-Oracle (bukan Ore Sanjou), namun karena ini itu dan karena (ini alasan utamanya) saya memperoleh nilai B di mata kuliah PSSI, bukan PSSI yang sedang lagi dilanda kisruh tapi Perencanaan Strategis Sistem Informasi (padahal yg dapet A cukup berserakan di sekitar saya T_T ohya, sebenarnya nama matkul ini adalah "Perencanaan" alias "Planning", namun entah mengapa justru menjadi "Perancangan" alias "Designing", so bila beta mencari ebook dengan judul IS Strategic Designing hasilnya agak meleset). Asli saya penasaran dengan yang namanya COBIT, Zachman (bukan Zudha A. raCHMAN), TOGAF, EA, IT Governance, di perkuliahan diterangkan dengan sepintas dan menurut saya terlalu teoritis, namun saat saya coba terapkan di tempat magang ini,,,wewwww...saya sampai mengerutkan kening saya dengan keringat bercucuran, mata melotot...lumayan butuh kesabaran, sulit? nggak kok...yang pasti ini memerlukan ketrampilan berkomunikasi agar bisa menggali informasi yang dibutuhkan agar analisis ktia akurat...ngomong-ngomong berkomunikasi dan menggali informasi, saya ucapkan selamat kepada Menkominfo 2009 yang alhamdulillah lulus bang Rico Julian, ST.

third, akhirnya saya mulai merasakan maksud lagu Yogyakarta yang dipopulerkan band favorit saya KLa Project..
pulang ke kotamu ada setangkup haru dalam rindu
masih seperti dulu tiap sudut menyapaku bersahabat penuh selaksa makna
terhanyut aku akan nostalgia saat kita sering luangkan waktu nikmati bersama suasana Jogja
akhirnya kesampaian juga keinginan saya untuk ke Jogja, bukan sekedar jalan-jalan tapi mengasah diri dan juga (ini nih yang bikin seru) BPHagnificent PIKNIK lho...mana bawa-bawa anak orang lagi...seperti apa kisahnya? overall udah dipaparkan di blog-blognya amita.. sedikit share kisahnya (agak) sama dengan sudut pandang seorang reporter berIQ rata-rata

awalnya aku hanya mengira mereka satu hari di sini, ternyata 4 hari....waowwww sekali pemirsa mitra olahraga ant*ve...hari pertama kedatangan jamaah tersebut di bumi Jogja penuh penuh kesedihan tidak bisa saya jemput, padahal saya udah mempersiapkan pasukan rebana untuk menyambut mereka.. Mereka berjumlah 10 orang dengan resolusi berbeda-beda, ada yg pixel-nya kecil ada yang sedikit lebih gede (maklum masih masa pertumbuhan), ada yang bergen XY, yaitu Zudha (eh, dia udah pulang duluan dink), Alvin, Rachdi serta korban penculikan berinisial Chae dan Azwar (keduanya staf AKD) dan yang bergen XX adalah Tari, Wina, Amita, Gita. oh ya di tengah perjalanan berangkat seorang pemudi yang lugu terselip di tas-nya Tari sehingga terbawa ke Yogya, yaitu Nisa (EXT) hohoho....kagaklah, justru dia bersama Zudha dan Mita menjadi tourguide kami.. satu orang lagi akan menyusul dengan mengendarai sapu terbang, namun karena sedang dipake ibu kosan makanya minjem awan kinton ke manajer rumah tangga kampus, dia adalah Fernando alias Yolanda.

Sesampainya di Jogja, mereka langsung sujud syukur, nelpon orang tua, apedet status FB, pokoknya kekatronnya tak lagi bisa disembunyikanlah... tanpa menunggu Indonesia lolos ke Piala Dunia, mereka segera menuju ke Keraton Jogja. sebenernya saya pernah ke sini, namun tentu akan ada sensasi yang berbeda bila bersama mereka, trust me guy.. Seusai jam kerja, saya segera menyusul menggunakan mobil esemka, tapi berhubung saya segera terbangun maka saya putuskan naik TransJogja, akhirnya sampai juga di lokasi dengan peluh keringat, mana lapar kali perut ini namun ajaib setelah melihat roman muka mereka perut ini mendadak..perut ini mendadak...mendadak...kenyang?? kagak..justru makin laper...:P



Sebenarnya saya sedang mencoba menahan naluri fotomodel saya, apalagi pasca fotokelas yang mana gaya mafia saya terlalu banyak di-cut oleh editor. Namun melihat mereka merengek-rengek akhirnya saya putuskan mengeluarkan style-style terbaik saya. Tak terasa maghrib menjelang, melalui mobil yang kapasitasnya tidak sebesar cintaku sehingga cara duduk perlu di-winzip kami menuju ke kediaman Nisa yang sangat mengingatkanku dengan rumah orang tua saya di Margasari..nyaris mewah (mepet sawah) sempurna... terima kasih atas jamuannya ya ibu dan bapaknya Nisa...ngapunten ngrepotaken...istilah ini menjadi jargon di studytour ini. Pencetusnya siapa lagi kalo bukan MC kawakan, yaitu Alvin. Tak cukup mengobrak-abrik rumah Nisa, kami menuju ke selatan ke daerah Kasihan, kediamannya Mita beserta keluarga yang alhamdulillah sudah ada listrik dan mata uangnya sudah ber-rupiah, just kidding mit.. Kita kenalan sama adiknya Rodez yang kalo saya lihat tanpa kacamata mirip Rodez (teman saya di ITT).. sepintas dia pendiem, namun setelah tertular virus pethakilan, dia mulai pendirangan juga...

hari kedua kami menuju ke Parangtritis, jadi inget lagunya Katon Bagaskara yang berjudul Jogja, Cinta Tiada Akhir, khususnya di bagian "Deru Parangtritis memanggil", dan memang dua bocah yang tidak pernah melihat laut di daerahnya (Bogor) langsung kecean di pantai, ada juga si Nisa yang terus-terusan foto dengan style Perempuan berkalung Sorban, ada pula Tari dan Wina yang terus mengasah skill fotografinya, kemudian dua orang founder HIC yang membuat prasasti bertuliskan HIC dengan pasir, tak lupa untuk mencegah negara api menyerang, beberapa diantara kami (termasuk saya) mendirikan istana pasir (lebih tepat disebut gumpalan sebenarnya sih). Pokoknya romantisme di Parangtritis ini sangat nendang dan seperti lagu tersebut "Janganlah dulu waktu berlalu..biar kureguk pesonamu..." 2009 saya pernah ke Parangtritis, namun kali ini suasana yang terbangun mempunyai romantisme yang spesial...


Hari ketiga mungkin tak seindah yang diharapkan...
Diawali pagi hari aku pamit untuk magang yang tidak dapat dipungkiri agak mengecewakan kawan-kawanku..maaf banget teman-teman...tapi lagu Januari sedang berdendang..
Berat bebanku meninggalkanmu
Separuh nafas cintaku sirna
Bukan salahmu apa dayaku...
Pokoknya mengharukanlah...sampai-sampai saya sempat tertidur di tempat magang, bytheway apa hubungannya??
Naluri persahabatan merupakan chemistry yang sekuat ikatan ion karena saling memberi dan menerima tanpa mengharap pamrih, seusai magang saya susul mereka. Perasaan mulai tidak enak pas bayar dari terminal Jombor ke Borobudur yang ternyata Rp 8000,00, waduh eamng jauhnya seberapa sih, perasaan di peta rute TransJogja deket deh...dan saya baru sampai satu seperempat jam berikutnya, hahaha....yaiyalah...orang rutenya TransJogja ya fokus yang digambari Kota Jogjanya...sesampainya di sana, hujan mengguyur dengan lezat, eh derasnya... Sepatu saya masukan ke tas agar tidak terlalu melukai hati, eh melukai kaki ini...
Sambil berharap kujumpa mereka namun ternyata suasana di OW sudah sepi T_T... apakah mereka sudah pulang... lantas mau dibawa kemana diri ini yang terlanjur sampai... Lagu Sheilaon7 berkumandang... Aku pulang...tanpa dendam....
Tiba-tiba di tengah deras hujan disertai banjir dan ombak dari sepeda motor dan mobil yang lewat di samping saya saya menemukan segerombolan jamaah yang sedang kedinginan, bingung, clingak-clinguk kayak pithik ditaruh di kulkas. Aku datangi mereka, tiba-tiba mereka histris, mengucap astaghfirullah,,,mmm, kenapa ga sekalian Yasin ya? apa perlu saya rukiyat satu-satu?? Hohoho...ya dan memang benar..itu mereka...sekali lagi feeling aku jitu...
Dengan terguyur hujan kami pun naik angkot yang akhirnya mampir dulu ngrusuhi (lagi) ke Nisa...ohya, kawan aku Zudha pamit untuk menuju Bandung untuk menjemput impian menjadi sarjana...semangat y Zudha, semoga diridhoi...

Pentas berlanjtu dengan gim-gim ketje, brutal, frontal di angkot. Akhirnya sampai juga kami di rumah Nisa, ternyata malah disuguhi maem,,,mm, mau nolak tapi laper, mau langsung maem malu..dasar anak kosan...
Seperti yang disabdakan mita di blog-nya, menuju rumah Mita, kami diantara mobil yang sama seperti malam pertama dengan kondisi yang lebih padat, sungguh berat hidupmu mobil...tapi beban orang yang kau angkut memang lebih berat...

Hari keempat alias lakon... Kami piknik belanja-belanja di kawasan Pasar Beringharjo dan Malioboro...saya cuma beli dua kaos dan beberapa jajan untuk kawan saya...tidak beli banyak-banyak karena uang lagi nipis...ntr ajalah kalo udah Februari sekalian belanja untuk pulang di akhir magang..


Kami berangkat kesiangan dan pulang kesorean, sembari kedangdapan, akhirnya kami bisa berpamitan untuk menuju ke Kota Jogja pada setengah 6. Di pinggir sawah, ada sebuah pelangi yang sangat so sweet, sungguh trenyuh aku melihatnya...ya Allah aku melihat pelangi bersama kawan-kawanku saudara-saudaraku...meskipun di kesempatan ini Baskoro, Budiman, Yessi, Fitri tidka bisa ikut tapi tetap saja so sweet...untuk Chae, Nisa, dan Azwar tenang saja, wajah kalian tidak akan diganti foto mereka kok...hehehe...
Namun karena kesorean, maka sudah tidak ada lagi bus lewat, akhirnya kami singgah lagi ke rumah Mita...uhuk uhuk...malu jug asih...hehe...akhirnya bada Magrib dengan taxi bisa jug akami ke kawasan Malioboro..belanja lagi?? kagak..pengen foto-foto sekaligus Malam Sugeng Tindak..namun hujan mengguyur agak memporak-porandakan rencana ini..ya gimana lagi ya... manusia hanya bisa berencana, Allah yang menentukan, lha trus yang melaksanakan siapa??
Dengan berjalan kaki dari kawasan 0 kilometer ke stasiun akhirnya tibalah perpisahan tersebut.. sungguh ingin air mata ini menetes,..hohoho...lebayyy... tapi eamng harus aku akui saat yang paling mengharukan adalah saat aku ada di luar kereta sedangkan kalian di dalam (kecuali Mita dan Nisa) dan kemudian kereta itu berangkat menuju Bandung...dan buat saya "oke, selamat datang kembali kehidupan yang keras"

Jogja malam itu hujan rintik dengan kenangan yang mengguyur hingga pembuluh nadi..

5 Response to "Pandangi Jogja Malam ini-episode 3--i hope this's not last"

16 September mengatakan...

Aku pengin kesana lagi ...

Suerrrrrr ......

ve mengatakan...

hohoho....aku noe...mainlah ke jogja...kalo ga ke bandung saja...

Amita Desmarani mengatakan...

wuuuaaa.. mangstap ive.. tapi kok tulisan semua yaa.. saya jadi aga muter2 ini bacanya.. haha. tetep nice post kok ve, tp lebih nice lagi kenangannya.. :D

Muhammad Chaerul Ismi mengatakan...

mantap kak, jadi kangen moment2 itu :')

ve mengatakan...

hahaha....terkenang karena ketidakbiasaannya itu