Te Em I I

Taman Mini Indonesia Indah
Waktu kecil saya mengira di sini sangat-sangat mini sehingga ukurannya paling segede SD saya. Tahunya ketika kelas 3 SMP saya pertama kali mengunjunginya, TMII udah melebihi kawasan Karangjati+Tangkilan+Karangbenda (tiga dukuh di sekitar rumah saya di Margasari, Tegal).

Tempatnya indah, inspiratif, walaupun menurut saya koleksinya terlalu tersembunyi, sebagai contoh Museum Indonesia dengna koleksinya yang waowwww Indonesia Banget justru hanya dikunjungi saya seorang dari kontingen piknik SMP saya kala itu. Terdapat pula berbagai koleksi yang tersebar di berbagai museum yang tampaknya kurang greget. Well kunjungan di tahun 2004 itu ternyata berlanjut di 2011 dimana pascakunjungan Masyarakat Jurnalistik ke FEUI, saya ngebolan sendirian di TMII. Fokus kunjungan ada pada Museum Indonesia dan berbagai anjungan serta Museum Prangko. Saya yang hingga saat ini tergila-gila dengan keanekaragaman budaya Indonesia jelas senang bukan kepayang dengan berbagai sajian di situ walaupun masih sangat kurang maksimal. Berbagai dokumentasi di harddisk ekstern ternyata rusak sekian bulan kemudian sehingga muncul keinginan untuk kembali berpetualang ke situ.

Dan 7 Maret kemarin saya kembali berkeliaran di TMII. Berikut beberapa dokumentasinya :

Berjalan penuh percaya diri menuju Anjungan Provinsi Riau



Ekspresi yang rancak bana di samping Anjungan Provinsi Sumatera Selatan

Tidak dalam rangka Pemilihan Gubernur Sumatera Utara

Di lantai 2 Anjungan Provinsi Kalimantan Barat

Mengagumi teknik ukiran khas dayak di Anjungan Provinsi Kalimantan Timur

Nyaris diserbu "pasukan" di Anjungan Provinsi Kalimantan Tengah

Menjadi orang ketiga di pelataran Anjungan Provinsi Gorontalo

Salah satu anjungan yang relatif baru dari Provinsi Sulawesi Barat

Duduk memikirkan masa depan Bangsa Indonesia dari depan Anjungan Provinsi Papua Barat

Semoga dapet kesempatan mengunjungi Menara Lager versi asli di Provinsi Lampung

Semangat Siliwangi khas Provinsi Jawa Barat

Pada 2011, saya berfoto dengan replika Perahu Phinisi ini di Mesuem Indonesia, dan di 2013 hal tersebut terulang kembali

Pagar rumah di Anjungan Sumatera Selatan, sayangnya tidak ditemukan kaos maupun atribut Sriwijaya FC

Alhamdulillah misi "mendadak" yaitu mengumpulkan dragon ball berupa berfoto di 33 anjungan terpenuhi. apakah suatu saat saya bakal main ke sini lagi? Entah, wallahualam, toh anjungan Provinsi Kalimantan Utara pun belum dibangun. Sekedar info, perjalan 33 anjungan tersebut sebenarnya belum terhitung optimal karena ada beberapa anbjungan yang petugasnya entah kemana, padahal 33 anjungan tersebut sudah menghabiskan kurang lebih 6 jam saya.

So, tiket masuk 9 ribu (padahal beli Fr*it T*a di dalem 8 ribu) sangattttt murahhhh (ga pake relatif nih). Namun seluruh objek di TMII kalau mau dijelajahi mungkin butuh waktu 3 hari. Kalau dari sekian anjungan sih, yang paling ramah pelayanannya dan konten wahananya menurut saya adalah Anjungan Sumatera Barat (dan si ibu resepsionisnya pun akhirnya ingat kalau 2 tahun lalu saya ke situ). Kalau dari faktor audio, hanya anjungan Riau yang "berani" menyajikan musik khasnya (kalau tidak salah) sehingga memberikan kesan kita lagi di Riau nih.

Kalau sedikit menyinggung sudut politik, TMII adalah proyek mega Ibu Tien (istri Presiden kedua RI, Soeharto), namun proyek yang inspiratif (walau ada kasus penggusurannya) ini justru kehilangan tajinya seiring penggerusan jasa-jasa Soeharto dan Orde Baru. Kini, mengunjungi TMII dianggap jadul dan kalah gaul dibandingkan ke TransStud*o Bandung atau mungkin Bioskop 2*.

No Response to "Te Em I I"