the light grows faint

Tidak biasanya saya menulis dengan judul lower case semua. Itu bukan salah ketik ataupun saya mulai luntur cinta terhadap EYD (Ejaan yang Disempurnakan), ini merupakan refleksi saya mulai keteteran dalam berlari.


cahaya itu meredup

Sungguh Allah Maha Penguasa, termasuk atas ketentraman hati ini. Segala ketenangan yang sempat bersemayam mulai diambilnya lagi. Hanya ada satu langkah untuk meminta kembali dari-Nya, yaitu konsisten dalam mengabdi pada-Nya.

cahaya itu meredup

Apakah ini pertanda dari-Nya bahwa segala pengharapan itu mulai sirna, keropos, dan terancam punah? Aku secara egois berharap tidak, namun bila itu kehendak-Nya, apa bisa dikata. Sempat pula berpikir, ini ujian yang muncul momentum yang tepat untuk menguji konsistensi visiku, bila demikian, maka sungguh aku merupakan insan yang lemah.

cahaya itu meredup

Optimis itu selalu berpijar, hanya saja pesimis selalu mengincarku, tatkala aku lengah tombak keputusasaan meluncur ke leher ini. Aku merangkak sendiri dimana berharap iba-Nya membasuhku. 

cahaya itu meredup

Cahaya itu sebenarnya terus dan semakin bernderang, hanya saya rabun mulai menggerogoti visiku ditambah taburan kabut.  Singkat kata, semangat ini perlahan teratur melunglai.

cahaya itu meredup

Ikhtiarku belum habis, selagi vonis belum ditimpakan, maka sejauh itu pula dayaku berpacu.

No Response to "the light grows faint"