Tentang Website Ormawa


Website Ormawa merupakan hal yang sejak saya berkuliah di Institut Teknologi Telkom (d/h STT Telkom) merupakan hal yang kerap diabaikan. Kebanyakan fokus pada kegiatan intern kampus dimana didominasi pada penyelenggaraan event-event tahunan buah proker. Alhasil, kampus yang katanya IT ini pun tidak mempunyai kesadaran untuk mengembangkan Ormawanya pada aspek IT. Jangankan website, urusan presensi, inventarisasi, hingga pengarsipan data keanggotaan saja kurang memberdayakan aset IT yang dipunyai. Ketika social media belum semarak saat ini, jumlah ormawa yang mempunyai website bisa dihitung dengan jari. Bahkan tatkala social media menjamur, pemakaian website masih belum belum dilirik selain ditujukan untuk memenuhi proker, istilah "yang penting adaaa".

Faktor penghambat pengembangan website terletak pada beberapa poin berikut :

  • Belum menjadi trend. Kenapa faktor ini disebut pertama kali? Karena kondisi Ormawa di IT Telkom memang relatif latah. Apa yang menjadi trend itulah yang akan diadopsi ke dalam kegiatannya. Inovasi dan keberanian menjadi barang yang langka. 
  • Diremehkan. Buat apa ada website? Pertanyaan ini sering jadi pengusir keinginan membuat website. Padahal ketika akan membangun relasi dengan entitas di luar kampus, website menjadi sarana pencitraan yang efektif. Memang, social media juga bisa, namun ada beberapa aspek dalam branding management yang tidak dapat dipenuhi di social media namun bsia diakomodasi oleh website.
  • Biaya pengembangan. Tetek bengek terkait pendanaan urusan teknis macam domain dan hosting juga tak kalah memacetkan ide-ide kreatif ber-website. 


Kondisi mulai berubah ketika UPT Sisfo (Sistem Informasi) memulai berbagai gebrakan dalam memperbaiki peradaban IT di kampus ini. Setelah melahap project i-Gracias, Sisfo membidik kerja sama dengan Ormawa-Ormawa untuk menyediakan lapak berkreativitas via website. Urusan domain dan hosting beres sehingga faktor penghambat ketiga bisa dibilang mulai terkurangi. Tak hanya Ormawa, Laboratorium serta Fakultas+Prodi pun disediakan sawah kreatif serupa.

Trend? Semenjak tahun 2013 gejala mengembangkan website Ormawa mulai menyeruak. Lewat berbagai pendekatan antara penyedia lapak (baca: Sisfo) dengan pemilik hajat (baca: Ormawa), satu per satu Ormawa akhirnya memiliki sawah kreatif berwujud website. Dengan demikian faktor trend perlahan teratasi.

Nah tantangan berikutnya ialah melestarikan, bukan hanya mempertahankan keberadaan website tersebut, tapi juga pemutakhiran konten serta pengembangan teknis lainnya.

Bisa dibilang mempunyai website bukanlah "mengatasi masalah tanpa masalah". Kenapa? Mengelolanya menjadi masalah yang perlu dijawab dengan tindakan. OK, jangan anggap itu sebagai "masalah", tapi rangkullah hal itu sebagai "tantangan"

Website HMIF

Website KSR

Website USBM

Website SKI


Website BEM

No Response to "Tentang Website Ormawa"