Just Take it a Little Little Bit

Sulit menyangkal rasa kecewa atas yang bergulir pagi ini. Bitter morning yang sangat tidak menyenangkan. Diawali pesan klien yang sangat tidak bersahabat, mungkin bahasa kekiniannya adalah persekusi. Coba menjelas dengan perlahan namun semakin tampak keruh dalam memperjelas akar masalah. Bahkan dengan mengingatkan bahwa posisi saya yang selaku subordinator yang hanya bisa "jalan" tas instruksi koordinator saya (dalam bahasa lain "ya njenengan hubungi koor saya lah) pun tidak bisa ditangkap dengan jelas. Suasana gerah yang bagi saya subjektif merasa diinterogasi dengan cara intimidatif. Tapi, sudahlah yang seperti ini"bau-baunya" agak bebel kalau saya yang menjelaskan. Akhirnya koor saya yang menangani perkara iri sesuai hierarkinya.

Getir belum selesai karena jaket saya yang tadinya ditenteng di tangan (karena tas penuh) ternyata hilang raib saat turun dari KRL. Ya gimana lagi, saya memang lepas fokus pada tentengan karena meladeni interogasi pagi yang sebetulnya dari arah bicara pun sudah terbaca misinya apa. Apakah keputusan tim untuk undur diri sudah tepat, wallahualam. Tapi saya mendapati tiga ujian dadakan pagi ini: klien yang #ahSudahlah (pake gaya babe cabita), risiko tim yang undur diri,serta jaket hilang.

Kalau lagunya Santana "it's just take a little little bit... a little little pain... " yang perlu dipadu kutipan lagu Sheila on 7 "kau harus bisa bisa berlapang dada... kau harus bisa bisa ambil hikmahnya... "
Kalau kaitannya rezeki, insyaAllah ada Allah Yang Maha Memelihara
Kalau kaitannya kecewa, ini urusan waktu untuk memulihkan emosi
Kalau kaitannya hikmah, yakin bahwa Allah punya skenario yang terbaik
Kalau kaitannya "sliding tackle", wallahualam saya tidak piawai memahami unsur politik eksistensi yang bukan kompetensi saya

No Response to "Just Take it a Little Little Bit"