Menepis Ragu yang Tersibak


Menepis Ragu yang Tersibak
Angkat kembali senyumku
Dimana kabut belum menipis
Dalam sukma aku berpapasan pekat
Seumpama bisa lari takkan arahku ke belakang

Dongeng dan mitos tentang tembok itu
Samar enggan diakui zaman
Berlagak kebal tapi aku menyurut ke situ
Kemelut itu laga untukku

Hingga aku karam berlumur cela
Ataukah unggul menawan
Sejatinya pilihanku ada pada kepalan nyali

Jatuh pun biasa bagiku
Terjun bebas pasca tersingkirkan tak apalah
Tapi hanya di sini aku mungkin terinjak

No Response to "Menepis Ragu yang Tersibak"