Dramatic, but Rule

2008 pasca laga pertama Rusia vs Ceko yang berkesudahan 4-1 tentu semua orang menjagokan Rusia lolos ke babak berikutnya, minimal sebagai runner up grup. Alasannya tentu tiga poin dan surplus tiga gol. Di laga kedua hasil imbang melawan Polandia 1-1 masih bisa disebut sebagai gangguan kecil. Urutan setelah laga kedua ini adalah Rusia (peringkat 1, poin 4), Ceko (2, 3), Polandia (3,2), dan Yunani (4,1). Tapi.... lantaran sebuah gol Karagounis di injury time babak pertama mengacaukan perkiraan semua orang. Yunani tanpa disangka mengangkangi ranking Rusia walau poin sama. Kenapa? Aturan di Euro 2012 memakai sistem head-to-head apabila ada tim poinnya sama. Lihat skor Yunani-Rusia? 1-0... Artinya Yunani "dianggap" unggul atas Rusia.


Salah satu aturan lazim yang juga terbit walau tidak berlaku di turnamen ini adalah selisih gol. Dan bicara selisih gol, tentu akan mengenaskan bagi Rusia yang masih surplus 1 gol. Kenapa? Yunani tidak punya tabungan selisih gol. Ceko? Mereka lolos dengan catatan gol defisit satu. Ada yang berani mengira mereka bakal lolos? Lebih gokil, adakah yang berani menebak mereka lolos sebagai juara grup dan Rusia tersingkir? =_="

Ingin yang lebih "ngeri"?


Lihat klasmen di atas pada grup F UCL musim ini. Ada tiga tim mengoleksi poin 12 dari hasil yang sama pula, yaitu 4 kali menang dan 2 kali kalah. Mereka hanya dibedakan selisih gol. Selisih gol, itulah yang "mendiskriminasikan" Napoli lantaran "cuma" punya tabungan gol 1 sedangkan Dortmund saldonya 5 dan Arsenal rekeningnya 3. Pemain-pemain Napoli boleh jadi makin galau di bawah kucuran shower ketika menengok tetangga mereka, Zenit, yang cuma bisa mengais 6 poin hasil satu kali menang plus tiga imbang. 

Okay, kita bandingkan Napoli vs Zenit,
Jumlah kemenangan Napoli 4, Zenit 1 sehingga Napoli 1-0 Zenit
Jumlah seri Napoli 0, Zenit 3, kalaupun seri dihitung maka Napoli 1-1 Zenit
Jumlah poin Napoli 12, Zenit 6, well, Napoli 2-1 Zenit
Selisih gol Napoli surplus 1, Zenit minus 4, so...Napoli 3-1 Zenit, malah jika seri diabaikan Napoli 3-0 Zenit.

Tapi.... klasmennya bersifat lokal di masing-masing grup. Maka dibandingkan dengan metode dan algoritma apapun, Napoli dikomparasikan dengan Dortmund, Arsenal, dan Marseille, sedangkan Zenit hitung-hitungannya ya dengan Atletico Madrid, Porto, dan Austria Wina. Ketentuan poin sama pun sudah ditetapkan mengacu ke selisih gol. Memang agak tragis bagi Napoli yang jumlah poin sama dengan dua tim yang lolos tapi dia tersingkir. Memang ironik bagi Napoli yang tidak lolos tapi di grup sebelah tim dengan poin setengahnya plus catatan golnya lebih buruk malah lolos. 

Dan di sinilah garis sportivitas bisa ditarik :)
Kelogowoan untuk menyikapi suatu "bencana" (bagi tim yang tersingkir, yaitu Rusia dan Napoli) untuk tidak seenaknya menyalahkan sistem, namun bisa memahami hakikat perjuangan. Tentu kurang bijak bila memaki-maki apa yang terjadi di laga terakhir. Oh andai saja hasilnya 0-0 imbang antara Yunani vs Rusia, tentu Rusia yang lolos, hmmm, andai saja gol injury time babak pertama itu tidak ada :/ Oh andai saja Napoli di laga terakhir bukan menang 2-0 tapi 3-0 atau malah 4-0, tentu mereka bakal mengangkangi Arsenal :/ 

Jangan pintar mengeluh di kesempatan terakhir. Kesuksesan itu dibangun dari masa depan :)

No Response to "Dramatic, but Rule"