Yuk Jauhi Debat


Pertama kali lihat karikatur ini langsung terpasang kalimat "Ini dia"
Yaps...
Belakangan marak debat-debat (maaf) tidak bermutu. Tidak bermutu di sini saya tinjau dengan prioritas utama bagaimana cara memperlakukan orang lain yang menjadi pihak yang berkomunikasi dengannya.

Motif debat macam ini lumayan beragam, tempo hari tema yang diumbar adalah boleh tidaknya mengucapkan natal, OK, sebentar lagi tema akan bergeser pada hukum merayakan tahun baru, atau malah hukum merayakan maulid Nabi Muhammad.

Well, tiap orang mempunyai pendirian dalam menyikapinya. Pendirian di sini bukan hanya pro ataukah bersikap kontra, melainkan cara saya mengutarakan pendirian tersebut. Salah satu prinsip yang paling harus dihindari adalah mendebat karena ketika kita sudah terpancing (atau bahkan memancing) debat, maka ukhuwah sudah menjadi barang taruhan yang kemungkinan besar akan lenyap dari hati. Kemenangan akan jadi tujuan, naasnya kemenangan itu hanya meliputi perasaan unggul berargumentasi di social media. 

Padahal di saat yang sama, mereka musuh Islam sedang asik menikmati popcorn (at least jagung bakar) menonton debat internal kaum muslim.

Padahal di saat yang sama, saudara-saudara satu agama kita justru menjadi hilang simpati lantaran alergi dengan berbagai susunan kata berkiasan tinggi yang biasa diumbar dalam debat

No Response to "Yuk Jauhi Debat"