Menerima vs Memperbaiki

Dalam interaksi manusia, kebermanfaatan merupakan sebuah tuntutan sekaligus tuntunan. Tidak ada yang sama, begitupun segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya.

Bisa menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing itu merupakan hal yang baik. Butuh sikap berlapang dada karena bukan tidak mungkin konflik yang timbul dalam sebuah tim berhulu pada segala macam perbedaan.

Karena itulah, menerima tidak cukup. Menerima hanya bersifat FYI alias cukup tahu. Jika demikian perbedaan konsep ataupun segala fitur plus minusnya karakter tidak akan pernah ada perubahan. Apabila input kualitasnya sama dengan output, bukankah itu berarti "rugi". Lantas bagaimana caranya agar termasuk yang "beruntung"?

Jadilah pelaku yang mampu dan mau memberikan perubahan yang positif, yang bisa memperbaiki, dan tentunya orientasi pada Illahi, bukan pujian ataupun sanjungan.

No Response to "Menerima vs Memperbaiki"