Keluargakan Organisasi, antara mitos, ekspektasi, dan realiti

Dalam berorganisasi, tagline menjadi keluarga bukanlah hal yang jarang didengar. Sebaliknya, harapan itu selalu terselip, khususnya dalam acara non-formal. Sepintas mudah, namun yang sepintas itu seringkali tidak mencerminkan kenyataan. Apalagi ketika ada suara yang jujur (walau sering dianggap sumbang) merasa keluarga yang diidamkan tidak didapatkannya. Sikap saling menyalahkan pun mulai berseliweran, mosi tidak percaya pun kerap berseberangan. Singkat kata, realiti bahwa organisasi bisa dijadikan keluarga itu bak mitos, jadi berekspektasi boleh tapi soal realiti ya pukpukpuk saja deh...
"di sini 'kan emang tujuan kita menyukseskan proker, kita harus profesional, situ juga harusnya komitmen donk" Hmmm, bukan jawaban yang menyenangkan, sehingga perlu kiat-kiat khusus untuk mengeluargakan organisasi

Mulai dr doa
Tentu yang namanya keluarga itu mendapat space untuk di-mention di dalam panjatan doa, khususnya setelah sholat. Nah, jika memang ingin organisasi beriklimkan kekeluargaan (bukan macam koperasi lho ya) mulailah dengan rajin memberikan doa yang terbaik. Ketika terbiasa mendoakan tentu akan lebih mudah hati kita memperoleh kenyamanan di organisasi tersebut. Bahkan jika sesama organisasi saling mendoakan kebaikan, artinya saat itu pula dirimu memperoleh doa kebaikan dari orang lain :)

Redefinisi tujuan
Tentu tidak mungkin seseorang bergabung dengan organisasi tanpa tujuan. Masa iya jug ujug ada di dalamnya wkwkwk. Sudah bisa dipastikan akan ada perbedaan tujuan, ada yang diajak teman, ada yang pengin belajar organisasi, ada mau menekuni bidang tertentu (misalnya desain, keilmuannya dll). Ketika ada berbagai tujuan berbeda, akan dimungkinkan cara menjalani organisasi tersebut berbeda sehingga peluang terwujudnya rasa kekeluargaan akan lebih sukar. Apakah harus didoktrin agar mereka menanggalkan tujuan awal tersebut? Tidak, yang perlu adalah redefinisi tujuan dimana seorang koor, hingga ketua melakukan gerilya untuk menumbuhkan tujuan baru yang tak kalah muliahnya secara baik-baik dan tujuan itu adalah mengeluargakan organisasi tersebut.

Peka memahami
Masing-masing individu perlu menjadi diri masing-masing lebih peka. Peka untuk apa?
Peka untuk menanyakan berbagai hal di luar urusan proker
Peka untuk membantu sebagai seorang saudara yang siap membantu saudara/saudarinya tanpa pamrih
Peka untuk aktif memberikan semangat tentang kekeluargaan tersebut
Namun bersikaplah tidak peka dalam arti jangan terlalu banyak mikirin apa yang udah didapatkan, sudahlah, fokus saja ke apa yang bisa dirimu berikan :)

Propaganda
Lakukan berbagai metode untuk menumbuhkan kesan positif bahwa organisasi ini memang diliputi suasana kekeluargaan. Bukan berarti palsu, tidak begitu. Kampanyekan nilai-nilai positif tentang kekompakan sekecil apapun agar mampu memotivasi optimisme seluruh personel di dalam organisasi tersebut.

No Response to "Keluargakan Organisasi, antara mitos, ekspektasi, dan realiti"