Pencitraan sebagai Branding KM

Pencitraan, terlepas dari hiruk pikuknya Pemilihan Presiden, ternyata merupakan hal yang harus dipikirkan matang oleh sebuah organisasi dalam lingkungan bersosial. Contoh pencitraan yang paling sukses (selain salah satu kandidat presiden) adalah Wali Kota Bandung, Kang Emil. Berbekal kemampuan melek informasi (dna tentunya didukung orang-orang sekitar), dia mampu membangun citra positif pada dirinya serta Kota Bandung versinya. Menariknya lagi, banyak karya beliau yang pada akhirnya mudah diketahui masyarakat karena citranya sudah terlanjur positif. Tentu jadi pelajaran berharga bagi Keluarga Mahasiswa (d/h Keluarga Besar Mahasiswa) maupun Ikatan Keluarga Mahasiswa untuk mengadopsi konsep tersebut. Cukup dengan ber-socmed kah? Kok gampang banget sih?

Citra erat kaitannya dengan visi serta ekspektasi.
Setiap pemimpin tentunya memiliki visi serta ekspektasi. Itu wajib. Pencitraan sebagai branding KM merupakan strategi yang harus dibangun di awal sehingga semangat yang tertuang di dalamnya dapat lebih mudah diwujudkan. Optimis, penuh kreatif, kritis, ceria, penuh cinta, persahabatan, darurat dll itu semua merupakan citra ketika sejak terpilihnya seorang ketua maka harus segera dibangun. Gebrakan pencitraan di awal menjadi hal yang penting sehingga apa yang ditawarkan lebih jelas.

Tentu kita lebih mudah mengetaui seperti apa Kota Bandung yang ditargetkan oleh wali kotanya sekarang karena citranya jelas dan positif. Tak heran respon positif untuk ikut serta lebih mudah didapat. Hal ini patut ditiru oleh KM.

Yang penting kerja nyata
Namun seringkali kesuksesan di lapangan tidak semua orang tahu. Ada progja pembangunan sarana publik untuk masyarakat, ada advokasi beasiswa, hingga pencerdasan anti-korupsi. Namun ujung-ujungnya keberpihakan mahasiswa di dalam KM akan kembali pada apa yang mereka ketahui. Di sinilah peran pencitraan, bukan sebagai riya tetapi metode untuk membangun kepercayaan publik.

KM saat ini dalam keadaan genting
Satu per satu rekruitasi diperpanjang karena kekurangan SDM disertai alibi yang diplomatis
Tingkat partisipasi terhadap kegiatan yang melibatkan KM anjlok drastis.
Pucuk penggerak KM punya visi apa pun entah apa yang ditangkap /dimengerti oleh yang menjadi anggota biasa KM
Sudah saatnya bekerja lebih terbuka
Sudah waktunya membangun citra KM sebagai awal untuk mewujudkan jalinan penuh rasa percaya
Dengan demikian apa yang dicitrakan tak lagi hanya pencitraan tapi kenyataan

Tinjaulah roadmap KM melalui visi dan misi penggeraknya
Sinergikan seluruh elemen di dalamnya
Gaet kepercayaan melalui pesan-pesan kreatif di social media
Galang kebersamaan yang tidak dibatasi program kerja
Tapi ingat bahwa pencitraan sebagai branding KM tidak cukup, pencitraan hanya trigger/pemancing di awal... Komitmen untuk realisasi itu jadi kuncinya

No Response to "Pencitraan sebagai Branding KM"