Pengalaman vs Penglamaan

Komparasi ini pertama kali saya dengar di perkuliahan RMSW oleh Pak Riri Satria. Agak terkesan guyon, tapi ternyata ini menjadi fenomena yang menarik dibahas, khususnya dalam mengupas karir di bidang TIK. Ujung-ujungnya mah kita dihadapkan pilihan, mau yang berkualitas apa cuma kuantitas. Nah menarik nih diulik satu per satu.

Pengalaman merupakan hasil pembelajaran selama kurun waktu tertentu disertai pembelajaran sehingga terbentuk peningkatan kompetensi. Di sini terjadi pembangunan kualitas. Bahkan ketika kurun waktu itu bertambah, yang terjadi bukanlah stagnan di kondisi saat ini. Jika ditarik formula karya dibagi durasi waktu maka dihasilkan sebuah nilai produktivitas yang sudah cukup menjadi bukti pengalaman.

Sebaliknya, penglamaan merupakan kondisi dimana wkatu terus bertambah namun tingkat kompetensi tidak mengalami peningkatan. Jika formula yang tadi diterapkan maka yang terjadi adalah nilai produktivitas yang relatif lebih sedikit. Lebih jauh lagi, penambahan kurun waktu justru menjadikan nilai produktivitas makin menurun.

Dua kondisi itu sebenarnya berlaku pula masing-masing pada generalis serta spesialis.

Bagi generalis, dia mampu mencari tantangan baru walau cenderung beragam dan kurang mendalami. Namun di tiap bidang baru yang diselaminya, dia mampu menghasilkan karya yang bermanfaat sehingga "pengembaraan"-nya bukan sekedar numpang lewat, tapi merupakan cerminan kapasitas yang dinamis di berbagai "lahan".

Bagi spesialis, dia mampu menunjukkan diri sebagai orang yang fokus. Fokus di sini bukan berarti terkungkum di keasyikannya, melainkan benar-benar total menguasai sebagai "pemain" dan mampu berevolusi menjadi "kontributor" yang memahami perkembangan bidang yang ditekuninya dan aktif menerapkannya di berbagai kasus. Tak lupa dia memberi peningkatan kualitas di tiap karyanya. Sekali lagi digarisbawahi bahwa bagi seorang spesialis, pengalaman ditunjukkan dengan peningkatan kualitas walau bidang yang ditekuni cenderung seragam.

No Response to "Pengalaman vs Penglamaan"