Nafas Indonesia Diperpanjang

Lesakan gol Stefano Lilipaly ke gawang Singapura menjadi obat yang memperpanjang nasib Indonesia di kompetisi AFF 2016. Gol menggenapi sumbangan Andik Vermansyah untuk mengangkangi gol tunggal Singapura melalui Khairul Amri. Gol yang tentunya membuat Bangsa Indonesia kembali menaruh harapan pada 23 pemain timas setelah hampir 6 tahun bermuram durja. Nada pesimisme membayangi kiprah timnas di gelaran kali ini. Komposisi skuad yang 'dipagari' kuota maksimal dua pemain tiap klub membuat pelatih Alfred Riedl tidak punya banyak pilihan. Apalagi, hampir dua tahun pula Indonesia masuk 'black list' FIFA sehingga dicoret dari berbagai ajang, termasuk kualifikasi Piala Asia serta kualifikasi Piala Asia.

Euforia akan nostalgia AFF 2010 mulai dikumandangkan dimana Indonesia tampil dominan dan luar biasa sepanjang turnamen kecuali 90 menit di Bukit Jalil. Sejujurnya saya masih berharap Indonesia menapaktilasi gelaran AFF 2010, bukan karena kegagalan merengkuh trofi, tapi karena ada sebuah negara 'kuda hitam' yang juara dengan start yang 'berantakan'. Negara itu adalah Malaysia, rival abadi Indonesia di berbagai konteks.

Malaysia, merupakan lawan Indonesia di laga pembuka kala itu. Kedua tim sebetulnya punya catatan pertandingan yang relatif seimbang. Indonesia menang atas Malaysia ataupun sebaliknya bukan hal yang asing. Tapi skor 5-1 bagi Indonesia terlalu jarang terjadi. Praktis Malaysia harus menunggu hingga detik-detik akhir laga ketiga untuk bisa lolos ke semifinal. Itu pun harus menanti 'bantuan' Indonesia yang secara dramatis memukul Thailand. Selanjutnya, Indonesia meladeni Filipina yang secara mengejutkan tampil selaku runner up grup sebelah dan sebagaimana diduga Indonesia lolos ke final. Bagaimana dengan Malaysia. Mereka menggila di babak semifinal dengan memecundangi Vietnam, raksasa sepak bola ASEAN yang menjadi juara di grup sebelah. Alhasil, Indonesia pun bentrok 'kembali' dengan Malaysia. 'Reuni' menyedihkan berlangsung selama 90 menit di Bukit Jalil, lebih tepatnya insiden '10 menit 3 gol'.

Bagaimana dengan ekosistem sekarang. Entah mengapa ada kemiripan yang sekali lagi hanya kebetulan, tidak ada klenik di sini, yang ada hanya takdir Allah yang mempertemukan usaha manusia-manusia-Nya. Thailand melumat Indonesia 4-2 di laga perdana dan bahkan memaksa Indonesia bermain 'horor' lantaran hampir semua gol tersebut berbau 'kontribusi' pemain belakang Indonesia yang saat ini teledor. Laga kedua Indonesia pun masih beraroma horor lantaran hasil imbang melawan Filipina. Indonesia memang lolos berkat kemenangan atas Singapura 2-1. Namun, jika skor saat itu imbang ditambah Filipina vs Thailand berkesudahan 0-0 maka Filipinalah yang lolos lantaran selisih golnya yang impas, sedangkan Indonesia minus 1. Dalam ekosistem saat ini, Indonesia 2016 seolah memerankan Malaysia 2010, sementara itu Thailand 2016 bertingkah sebagaimana Indonesia 2010.

Selanjutnya Indonesia akan menantang Vietnam, negara yang pada 2010 lalu dihadapi oleh Malaysia. Thailand pun kini bersiap melawan Myanmar, yang tampil mengejutkan dengan lolos ke semifinal. Apakah Vietnam 2016 mengambil posisi sama seperti Vietnam 2010 dimana Myanmar 2016 menjalankan lakon seperti Filipina 2010. Apakah ada klenik di sini/ Tidak sama sekali tidak. Indonesia tidak patut berharapkan unsur aneh-aneh terjadi di sini. Indonesia hanya perlu belajar dari Malaysia yang mendadak tampil trengginas dengan melupakan kebobrokan penampilan mereka di babak grup. Malaysia tampil spartan membendung Vietnam untuk bersua di final.

Banyak orang kerap menyebut Spanyol di Piala Dunia 2010 sebagai contoh tim yang bangkit setelah kalah 0-1 di laga perdana lalu juara di akhir kompetisi. Ya, itu memang benar, namun apakah ada yang lebih gila dari diberondong 5 gol di laga pembuka tapi mengangkat trofi di laga final, barangkali baru Malaysia yang mengalaminya. Sekali lagi, tidak ada klenik dan tidak perlu berharap tuah sejarah. Yang patut dijalankan adalah yakin pada Allah, beroptimisi, serta berjuang di 180 menit semifinal. Apakah akan ada 180 menit di final. Biar Allah menjawab ikhtiar kita nanti.

No Response to "Nafas Indonesia Diperpanjang"