Tidak Ada Jogja yang Kemarin

Rona dan telaga
Menyurutkan imaji yang naif
Seolah melacak kalender yang usang
Usah ada hirau yang tumbuh

Sementara rindu samar dilagu
Siratkan welas mengasah akal
Bergulat batinku menampar pipi sendiri
Suburnya hutan cita dimana rumah tersesat
Tandus dimana bertelapak kaki gapai senja

Itu kemarin
Tatkala ramai dan asri 'tuk dihayati
Tatkala bersahaja 'tuk dipahami
Seberkas tirai menyodorkan pesan
"Sudikah menyadari esok bukan hari ini?"

Satu per dua berlalu sisaan deraan dan nanar
Gemericik luapkan pinta terdahulu
Lantas satu cerita dengan ramuan dan angan
Torehkan arsip yanhffg ungguh jangan mengacau

No Response to "Tidak Ada Jogja yang Kemarin"