Yang tak Pernah Tuntas

Deru dan semarak
Tergeletak membujur kaku
Di kelopak yang urung mekar
Dirundung badai sebelum musim berkunjung

Isak dan gelisah
Terkapar berulang ulahnya
Wajah samar terbaur jelaga
Dibungkam sunyi telaga khas temaram

Jalan liku tak lekang dalam ingatan
Goresan pena dan akar hilir yang mengering
Merinding bila semilir mengusiknya

Tentang laga di gelanggang
Yang luput dalam menakar cahaya
Yang tersaput segala tautan

Serempak nadi berdegup tak tentu
Seolah tak kompak dalam tanggapi makna
Ya makna yang buram untuk dipandang
Keterlaluan yang tersingkir cara pikir
Beralih arah menapak tanpa jeda melangkah
Dimana tamat tak bermakna usai
Sebagaimana rencana dan renjana

No Response to "Yang tak Pernah Tuntas"