Antara Pengembang Platform dan Pemakai Platfotm

Bicara e-commerce memang mengasyikkan. Ada tantangan yang besar di situ, yaitu ketidakpastian. Bisa jadi di satu waktu omset melebihi gaji orang kantoran, tapi di saat kemudian tidak ada pemasukan sama sekali. Dan dari sisi dunia TI, dosen e-business Pak Yudho GS menjelaskan dua pilihan bagi pemain e-business. Tentunya ada keunggulan bagi keduanya dari sisi model bisnis serta tak lupa kelemahannya.

Pertama adalah pengembang platform
Contohnya, bisnis  macam OLX, Lazada, Bhineka, dll. Keuntungannya adalah tampil sebagai hub yang berperan strategis. Konsep hub ini dalam istilah e-business dikenal dengan "intermediation". Laba dapat diperoleh dari biaya akun, persentase transaksi, hingga banner iklan. Keuntungan jelas terletak pada status sebagai pemilik lapak. Para pedagang dan pembeli mau tidak mau harus patuh pada ketentuan pemilik lapak. Selain keberhasilan transaksi yang terjadi akan mengangkat citra si pemilik lapak. Pemilik lapak juga "hanya" fokus pada bagaimana lapak terlihat menarik, konten sesuai kebutuhan masyarakat, mudah diakses. Urusan barang laku atau tidak, itu jadi PR pedagang.

Tapi ada pula kelemahannya di model bisnis ini. Dia harus memahami konsep-konsep teknis di sisi TI dan bisnis, apa itu bounce rate, apa itu search navigation, security test, dll. Selain itu, kadang perlu melakukan white spy juga, maksudnya adalah ikut sebagai user di lapak platform lain, bukan untuk menyadap informasi, tapi memahami perilaku pengguna, trend bisnis, keunggulan kompetitor, layanan CRM, hingga sisi-sisi positif yang bisa diterapkan, tentunya bukan memplagiat. Selain itu, transaksi yang kurang/tidak memuaskan, bahkan merugikan, akan berdampak besarada kepercayaan masyarakat pada lapak/platform tersebut.

Kedua adalah pemakai platform
Pernah melihat orang jualan di social media? Atau mungkin pengguna Kaskus, Lazada, dll, yang menjajakkan produknya? Nah inilah yang dimaksud dari bisnis model yang kedua ini. Statusnya di dalam platform adalah pedagang murni, terlepas barang yang dijual miliknya ataukah hanya broker. Keuntungan finansial alias laba diperoleh murni dari transaksi yang dilakukannya. Pengeluaran, selain operasional jual beli, terletak pada bagaimana dia memanfaatkan platform yang dipergunakan. Ada platform yang "menjual" halaman depannya, ada juga yang mewajibkan persentase di tiap transaksi. Itu "fair" selama ada pernyataan kesepahaman dan persetujuan atas aturan main ini. Nah biaya-biaya yang macam ini diperhitungkan secara matang karena me7njadi bagian dari investasi.

Secara teknis apa keuntungan dari model kedua ini? Penjual dapat bermain di berbagai lapak dengan strategi penjualan sesuai lapak masing-masing. Bagaimana dengan urusan detail TI? Misalnya hosting, bandwidth, traffic, dll. Ini jadi tanggung jawab penyedia lapak. Artinya penjual sangat fokus pada bagaimana dagangan laku dan reputasi positif. Kelemahannya? Bagaimana penjual berdagang sangat dipengaruhi kualitas lapaknya.

Nah itu "secuil"perbandingan antara pemilik platform/lapak dengan pengguna lapak/platform. Mana yang lebih baik? Tentukan sesuai kemauan dan  kemampuanmu Kawan ;)

No Response to "Antara Pengembang Platform dan Pemakai Platfotm"