Mengintip Persaingan 8-besar EL

European League memang menjadi kompetisi yang dianggap tidak akan pernah sebergengsi UCL. Ok lah, itu sulit diperdebatkan, namun kompetisi ini secara sejarah punya daya tarik yang menarik. Di kompetisi ini, bintang-bintang masa depan biasanya siap dipanen. Sosok Hakan Sukur dari Galatasaray (juara 2000), Deco Souza dari FC Porto (juara 2003), Daniel Alves  dan Adriano Correira dari Sevilla (juara 2006 dan 2007), Andri Arshavin dari Zenit (juara 2008), Falcao dan Sergio Aguero dari Atletico Madrid (juara 2010), Diego Costa dan Thibaut Courtosis dari Atletico Madrid juga (juara 2012), hingga Ivan Rakitic dari Sevilla (2014). Masing-masing pemain tersebut tanpa menunggu lama hijrah ke Inter Milan, FC Barcelona (2, 3, 4, dan 10), Arsenal, AS Monaco, Manchester City, Chelsea (8-9). Secara tim pun terdapat nama-nama yang pasca-juara EL mampu menapaki karir di UCL, misalnya Galatasaray, Sevilla, Shakhtar Donekts, Zenit St.Petersburg, hingga Atletico Madrid. Singkatnya, ini adalah kompetisi untuk menakar siapa-siapa yang berpotensi melejit di kemudian hari.

Zenit St.Petersburg vs Sevilla FC (agregat 1-2)
Agak sayang sebenarnya dua klub ini beradu di babak perempat final. Keduanya pernah juara dalam kurun waktu sedekade ke belakang dan cukup rutin pentas di UCL. Imbangnya kekuatan diantara keduanya tersaji dengan selisih hanya satu gol. Zenit secara angka cukup perlu kemenangan 1-0 untuk menyingkirkan Sevilla. Tapi status sebagai juara bertahan juga tidak bisa dipandang remeh. Bukankah hanya Sevilla (selain Real Madrid) yang mampu meraih juara beruntun di panggung LE/UEFA Cup ini? Tanyakan pula ke fans Barca sakitnya hasil imbang 2-2 padahal sempat unggul dua gol.

Dnipro Dnipropetrovsk vs  Club Brudge (agregat 0-0)Dua klub yang sangat asing namanya. Dari asal negara tentu Dinamo Kyiv, Shakhtar Donekts, hingga Anderletch lebih familiar bagi kita. tapi ini adallah kejutan musim ini di LE, mereka mampu mencapai babak perempat final, capaian yang gagal digapai oleh Inter Milan, Ajax Amsterdam, hingga Liverpool. Dari skor laga pertama pun sulit menebak siapa yang lebih superior. Alhasil laga ini patut ditunggu untuk menyaksikan kuda hitam mana yang mampu melompati kuda hitam lainnya.
Fiorentina vs Dinamo Kyiv (agegat 1-1)
Dua tim yang selama periode 2000-an hingga awal 2010-an tenggelam namanya. Padahal hingga akhir dekade 1990-an mereka adalah tim yang disegani di Italia dan Uni Sovyet/Ukraina. Kini keduanya kembali bangkit dari tidur panjang dan patut ditunggu siapa yang melaju lebih jauh. Fiorentina jelas diunggulkan dengan status tuan rumah plus tabungan satu gol di Kyiv. skor kacamata saja sudah cukup mengirimkan Fiorentina ke semifinal EL. Tapi masa iya skor kacamata?

SSC Napoli vs WfL Wolfsburg (agregat 4-1)
Sulit membayangkan harus menanggung kewajiban menang minimal 4 gol di kandang lawan. Tapi itulah beban yang musti ditanggung Wolfsburg. Bahkan tiga saja menjadikan mereka sebagai tim yang tergusur. Napoli pun tidak punya tanggungan apa-apa di kompetisi domestik, biak Serie A maupun Copa Italia. Wolfsburg pun realtif aman dari kejaran Moenchengladbach di Bundesliga. Faktor eksternal seimbang, maka faktor pembeda empat sudah cukup berperan sebagai margin yang terlalu sulit dikejar oleh Wolfsburg.

No Response to "Mengintip Persaingan 8-besar EL"