Dimana Peran Suami/Ayah dalam Berdakwah?

Judul kultum pekan lalu di Masjid At Tauhid ARH, Jakpus, ini adalah The Power of Dakwah. Hanya saja lantaran isinya fokus pada sosok suami/ayah dan saat ini saya sedang diamanati peran tersebut, maka saya menamai artikel ini dengan Dimana Peran Suami/Ayah dalam Berdakwah?
Nah, kira-kira jawabannya dimana hayo?

Suami/ayah memang ditugaskan sebagai pihak yang mencari nafkah. Hal ini memang sudah menjadi kodrat, tapi bukan berarti suami/ayah hanya berperan sebagai pengumpul dana. Lebih parah lagi bukan berarti suami/ayah bisa bersikap masa bodoh dengan perkembangan perilaku akhlak istri dan anak-anaknya. Dan parahnya sidah bukan rahasia bahwa memang "ada" kasus tanggung jawab mendidik anak, termasuk yang terkait sisi religi, diserahkan pada istri dan juga lembaga pendidikan formal. Alhasil peran suami/ayah dalam mendidik nihil. Padahal kita tahu bahwa mendidik anak, khususnya terkait sisi religi, adalah bentuk nyata dakwah. Maka dalam kasus yang baru saja diulas, sosok suami/ayah sudah alfa dalam urusan dakwah.

Menjadi kepala rumah tangga tidak hanya identik dengan mengumpulkannuang untuk operasional hidup. Ada peran sebagai seorang muslim untuk berdakwah di lingkungan rumah tangga atau keluarga. Artihya seorang suami/ayah harus sadar bahwa dirinya memiliki tanggung jawab untuk menyeru pada kebaikan di jalan agama Islam. Dirinya patut aktif dalam mendidik, mengarahkan, dan mengisi keluarga dalam nafas nilai-nilai agama Islam, termasuk di dalamnya mengingatkan/mengoreksi saat ada yang mengalami lalai. Contoh peran suami/ayah dalam berdakwah diwujudkan dengan dimulainya aktivitas sebuah kelurga yang lebih dini dimana mereka sudah disibukkan dengan berbagai ibadah seperti sholat malam, tadarus, dll, padahal di saat yang sama keluarga lain masih asyik terlelap.

Secara politik dan psikologi, kealfaan seorang suami/ayah dalam berdakwah akan menyebabkan dirinya kurang didengar dalam memberi masukan kepada keluarganya, termasuk membentuk karakter si anak yang dalam masa pencarian jatidiri. Justru apa yang diinstruksikan oleh lembaga pendidikan akan lebih didengar oleh si anak. Bahkan jika kita meninjau dari sisi kenengaraan, dapat kita pahami bahwa peran suami/ayah akan berdampak besar bagi ketahanan bangsa tersebut. Mengapa? Jika rumah tangga atau keluarga bisa terbangun dengan akhlak yang baik, maka masyarakat akan turut berakhlak hingga ke tingkat negara.

Semoga kami bisa, insyaAllah

No Response to "Dimana Peran Suami/Ayah dalam Berdakwah?"