Jika "mereka" bisa Bicara

Jika lembaran-lembaran suci bernafaskan kalam Illahi itu bisa bersuara
Tentu mereka akan banyak berucap syukur karena sering kita baca
Terlepas dari kecepatan ataupun masih adanya kekeliruan lafal, dia tentu akan riang
Dan apakah dia akan bercurah lewat suara tentang sedihnya saat penghujung Ramadhan
Saat dia terancam hanya dilihat dengan angkuhnya kita menunda untuk membacanya

Jika lantai dan sajadah di masjid itu bisa bersuara
Tentu mereka akan bertutur gembira tentang hanya dahi kita
Yang sering kita hantarkan dalam sujud di berbagai wajib dan sunnahnya sholat
Dan apakah dia akan murung lantaran Ramadhan kian menjelang akhir
Saat perjumpaannya dengan kita menjadi sebuah kejarangan

Jika uang kartal dan virtual ini bisa bersuara
Tentu mereka akan berujar kegembiraannya
Yang dengan ringannya kita sisipkan ke dalam kotak amal di Ramadhan
Dan apakah dia akan sendu lantaran sisa Ramadhan kian menipis
Saat dia terlantar dalam keborosan yang kurang makna di bulan lainnya

Mungkin segala benda di dunia ini akan lantang memprotes tingkah kita
Laku kita yang menganakemaskan Ramadhan untuk urusan ibadah
Bukan Ramadhan yang salah, tapi kita saja yang hanya haus ganjaran di bulan Ramadhan
Kita yang meremehkan bulan-bulan lainnya
11 bulan yang bisa jadi menjadi singgasana akhir hayat kita

Lalu, apakah memang perlu "mereka" menghardik tingkah kita?
Mungkin kita yang patutnya lebih peka

No Response to "Jika "mereka" bisa Bicara"