Tanda Tanya Jakarta Masa Depan

Jika ada yang berujar bahwa sepak bola di Indonesia itu penuh mafia, saya hanya mengomentari bahwa politik di ibu kota, yaitu Jakarta lebih mafia dengan kemasan yang lebih naif lagi. Konsep pragmatis kekuasaan tercermin di berbagai rangkuman media mengenai seorang sosok. Tidak perlu sebut merek lah ya,

Keinginan untuk melenggang ke singgasana lewat jalur independen ternyata mulai jadi pengandaian yang tidak diimbangi kenyataan. Perlahan jangkar kepribadiannya mulai merapat ke dermaga sejumlah partai yang jelas bertabrakan dengan pernyataannya yang meragukan kredibilitas partai. Tetu bukan politikus jika tidak bisa mencari alasan. Kita lihat saja sejauh mana "cerpen" berisi argumen-argumennya akan didengungkan olehnya serta barisannya. Saya lebih menyoroti karakter atau sikapnya mengabaikan sebuah gerakan masif yang dijalankan oleh barisan pendukungnya. Jelas ambisi untuk menjadi pemimpin daerah di periode berikutnya membuat dirinya mendepak statistik kesuksesan barisannya mengumpulkan KTP untuk menggusungnya. Menariknya barisan pendukungnya jug atak kalah asyik mencari alasan yang lebih pragmatis, yaitu "asal tokoh tersebut bisa jadi pemimpin daerah tersebut". Tentu sebuah pernyataan yang mencederai kerja keras para manusia di dalamnya. Lebih jauh lagi, saya melihat pernyataan itu sebagai bentuk kebutaan terhadap tokoh dan mengabaikan semangat membangun daerah Jakarta itu sendiri. Jabatan itu sarana, perbaikan Jakarta adalah tujuan. Jangan malah dibalik menjadi 'jabatan itu tujuan, perbaikan Jakarta itu sarana (kemasan untuk memancing dukungan)'. Ingat ini bukan fans klub sepak bola yang mengutamakan kemenangan tim yang didukung dan membernarkan sikap kasar para pemainnya.

Saya sulit untuk tidak membayangkan hal tersebut sebagai cerminan nasib masyarakat Jakarta ke depannya. Atau jangan-jangan hal itu sudah terjadi dalam kasus dukungan saat pilkada oleh masyarakat ekonomi bawah 'dibayar' dengan relokasi paksa, Rekan-Rekan pasti tahu kasus mana yang dimaksud. Jika ternyata memang opsi partai menjadi pilihan tokoh tersebut, kita bagaimana dirinya itu memperlakukan barisan pendukungnya. Cara memperlakukan tersebut akan menjadi cerminan bagaimaa tokoh tersebut memperlakukan warga/masyarakatnya. Saya rasa ujian bagi tokoh tersebut kali ini merupakan gambaran apakah tokoh tersebut laik dalam melayani warga/masyarakatnya dengan baik.

No Response to "Tanda Tanya Jakarta Masa Depan"