Menanti Titisan Kramayudha

Kramayudha Tiga Berlian
Ada yang pernah dengar nama tim tersebut? Bagi yang kenal sepakbola Indonesia di era akhir 90-an pasti tidak tahu. Mungkin kehebatan Persib, Arema, Persija, Persipura, Sriwijaya FC lebih mentereng di era saat ini. Namun pencapaian Kramayudha Tiga Berlian (KTB) di Liga/Piala Champion Asia sebagai juara 3 merupakan titik klimaks yang belum pernah diulangi hingga saat ini.

Berikut secuil profil KTB.
Kramayudha Tiga Berlian merupakan titisan dari Jaka Utama, sebuah tim sepakbola di Galatama yang bermarkas di Lampung. Karena berbagai hal maka Jaka Utama berpindah ke Bogor dan berganti nama menjadi Yanita Utama. Transmigrasi ini berbuah manis dengan gelar juara di musim 1983/1984 dan 1984. Dan kemudian terjadilah berbagai masalah finansial sehingga tim yang baru saja juara ini justru bubar. Reinkarnasi terjadi
tatkala perusahaan Kramayudha Tiga Berlian yang berafiliasi dengan Mitsubishi mendirikan tim sepakbola Kramayudha Tiga Berlian di Palembang dengan isi pemainnya adalah sang juara bertahan Yanita Utama. Tak tanggung-tanggung dua gelar juara Galatama beruntun di 1985/1986 dan 1987 disabet dan di tahun 1987 double winner pertama kali dalam sejarah persepakbolaan Indonesia terjadi dimana gelar Piala Galatama diraih setelah memepcundangi Petila Jaya Jakarta 2-0.

Dan yang paling dikenang adalah keberhasilan Kramayudha di Piala Champion Asia yang cukup unik kisahnya. Diawali babak playoff antara PSMS Medan (perwakilan Perserikatan) dengan Yanita Utama (perwakilan Galatama) pada 1985yang dimenangi Yanita Utama. Proses reinkarnasi juga yagn membuat jatah tiket PCA jatuh ke Kramayudha.

Peserta saat itu terbagi dalam 6 grup yang mewakili region di Asia dimana tiap grup hanya juaranya yang lolos (ditulis di urutan pertama) =

  1. Grup 1 berisi Al Rasheed (Irak), Amman Club (Yordania), Al-Ittihad Aleppo (Suriah), Al Shourta (Yaman Selatan), Al-Ahli (San'a' ) (Yaman Utara)
  2. Grup 2 (juga merupakan Gulf Cooperation Council Cup 1985) berisi Al Ahly (Arab Saudi), Al Arabi (Kuwait), Fanja (Oman), Muharraq Club (Bahrain), Al Rayyan (Qatar), Al Ain Club (Uni Emirat Arab)
  3. Grup 3 merupakan home tournament di Sri Lanka, berisi East Bengal Club (India), Abahani Krira Chakra (Bangladesh), Saunders SC (Sri Lanka), PIA FC (Pakistan), New Road Team (Nepal), Club Valencia (Maladewa)
  4. Grup 4 sekaligus kejuaraan antrarklub ASEAN 1984 dengan peserta *. Bangkok Bank FC (Thailand), Yanita Utama/ Krama Yudha Tiga Berlian (Indonesia), Tiong Bahru CSC (Singapura), Malacca FA (Malaysia), ADP FC - Brunei, juara Burma dan Filipina mengundurkan diri.
  5. Grup 5 berisikan Seiko (Hongkong), April 25 Sport Club (Korea Utara), Liaoning FC (China)
  6. Grup 6 terdiri atas Daewoo Royals (Korea Selatan), Wa Seng (Makau), Yomiuri (Jepang), juara Iran dan Afghanistan juga diundang namun keduanya mengundurkan diri.
Di fase grup, Kramayudha tampil menggantikan Seiko yang emngundurkan diri. Putaran grup terbagi menjadi dua, yaitu :
Grup A
Al Ahli vs Krama Yudha Tiga Berlian 1-0
Al Ahli vs East Bengal 2-1
Krama Yudha Tiga Berlian vs East Bengal 2-0
1. Al-Ahli |2|2|0|0|3-1|4
2. Krama Yudha Tiga Berlian |2|1|0|1|3-2|2
3. East Bengal Club |2|0|0|2|1-4|3

Grup B
Daewoo Royals vs Bangkok Bank 3-1
Al-Ittihad vs Bangkok Bank 3-0
Daewoo Royals vs Al-Ittihad 1-0
1. Daewoo Royals |2|2|0|0|4-1|4
2. Al-Ittihad |2|1|0|1|3-1|2
3. Bangkok Bank FC |2|0|0|2|1-6|0

Semifinal
 Daewoo Royals vs Krama Yudha Tiga Berlian 3-0
Al-Ahli vs Al-Ittihad 1-0

Perebutan temapt ketiga : Krama Yudha Tiga Berlian vs Al-Ittihad 1-0
Final : Al-Ahli vs Daewoo Royals 1-3

Kramayudha Tiga Berlian sukses mengharumkan nama Indonesia dengan meraih peringkat tiga melewati prestasi PSMS yang menempati peringkat empat Piala Champions Asia 1971.

Nah... mungkinkah Sriwijaya FC akan melanjutkan prestasi Kramayudha, ataukah bisa malah menuju final?


Apalagi terdapat persamaan antara Sriwijaya FC dengan Kramayudha, yaitu :
  • Sama-sama berdomisili di Palembang, namun berawal dari tim dengan nama lain. Sriwijaya FC dengan nama Persijatim, Jakarta FC, dan Persijatim Solo FC, sedangkan Kramayudha dengan Jaka Utama dan Yanita Utama
  • Sama-sama pernah mengawinkan gelar juara liga dengan piala. Sriwijaya melakukannya di Liga Indonesia XIII dan Copa Indonesia III sedangkan Kramayudha di Galatama 1987 dan Piala Galatama 1987
  • Sama-sama juara di kompetisi dengan kondisi adanya dualisme liga dimana rival juara di kompetisi lain adalah tim asal Sumatera. Semen Padang di IPL sedangkan PSMS Medan di Perserikatan

No Response to "Menanti Titisan Kramayudha"