Berkompromi tentang Penantian

Menanti, sebuah kata kerja kerja yang bersinonim dengan menunggu
Menanti berkata dasar "nanti" yang kebetulan menandakan sebuah masa depan. Namun tidak berarti saat "nanti" itu tiba maka apa yang menjadi objek untuk ditunggu itu terealisasi. Bahkan "nanti" adalah periode waktu yang tidak jelas durasinya. Anggap saja sebagai cara menghibur diri terhadap ketidakpastian

Menanti, sebuah aktivitas yang sulit didefinisikan tingkat produktivitasnya. Bisa saja dalam masa penantian itu kita mengisinya dengan berbagai rintik keringat atau malah tetes air liur kuas kantuk. Tatkala dalam mas penantian itu, berbagai torehan produktif bisa ditelurkan melalui aktivitas pengalih perhatian tentu timbul pertanyaan retoris, "ternyata yang ditunggu tidak lebih berkualitas dengan aktivitas pengalih perhatian". Tapi jika diisi dengan aktivitas pengalih yang kurang produktif tentu tidak baik pula. Anggap saja menanti sebagai aktivitas menguji ketahanan diri dalam memahami tujuan, bukan memahamin keinginan.

Menanti, ya menanti bukan berarti tak punya harga diri
Menanti, tak bermakna hanya terdiam diri
Menanti, tak bernyali untuk memaksakan diri
Menanti, takkan tersinonim dengan memamen prestasi

Menanti
Bunga dari gersangnya daya pandang tapi hebat dalam berprasangka
Investasi dalam mereklamasi cara mendekati mimpi

Menanti
Bentuk kompromi terhadap diri sendiri
Berupa negosiasi atas komitmen pribadi ataukah ambisi

No Response to "Berkompromi tentang Penantian"