Duel Paling Berisik

Rurouni Kenshin episode 49 merupakan laga yang paling filosofis menurut saya. Di fragmen yang berjudul "The Wolf Destroys the Eye of the Heart : The Fierce Attack of the Zero Stance Gatotsu" ini berisi pertarungan antara Hajime Saito dengan Usui. Keduanya boleh dibilang tipikal samurai berdarah dingin yang secara tampang masih stay cool pasca menjalankan tugasnya bertarung hingga ajal lawan-lawan mereka menjadi penutup laga.

Background keduanya unik. Saito yang ex-komandan Shinsengumi batalyon 3 justru bergabung dengan pemerintah karena dia mempunyai misi menegakkan kebenaran "versinya" (Aku Soku Zan) di negara Jepang, padahal sebelumnya batalyon Shinsengumi-nya sempat dianggap duri untuk mewujudkan pemerintahan saat ini. Usui sendiri merupakan lawan Shishio di sebuah laga yang bermuara pada kebutaan dirinya, pasca laga itu justru dia menjadi samurai tunanetra yang mempunyai pendengaran luar biasa, yang justru disebutnya sebagai "mata hati". Dia justru bergabung dengan Shishio di Juppongatana dengan maksud membalas dendam pada Shishio suatu hari nanti.

Laga ini diawali dengan "lelucon" berupa kesalahan Usui menebak tujuan Saito melawannya dan membiarkan Kenshin melanjutkan perjalanan menuju ruangan berikutnya. Usui mengira itu dilatarbelakangi persahabatan diantara mereka, padahal motif dari Saito adalah agar dia leluasa bertarung melawan Usui, bahkan bisa membunuhnya tanpa dihalangi oleh Kenshin. Sejak "lelucon" itulah, Saito yakin bahwa kehebatan Usui bukan karena faktor sihir, melainkan kemampuan mendengar suasana sekitar, termasuk detak jantung dan otot orang di sekitarnya, hal itu yang menyebabkan Usui bisa mengetahui kondisi psikologis orang lain, kecuali Sojiro yang selalu tampak bahagia tanpa merasa sedih.

Secara kehebohan duel, laga ini tidak semenarik Kenshin vs Aoshi, karena duel ini (mungkin bagi pembuat cerita) lebih menengahkan psywar atau perang urat saraf diantara mereka. Dan memang begitulah yang saya tangkap, keduanya lebih banyak mengumbar ejekan dan hipotesis mengenai kondisi lawannya. Dan justru Saito yang lebih bisa mengendalikan diri walau secara fisik dia lebih banyak terluka pada awalnya. Beberapa variasi serangan Gatotsu mental dan menjadi komoditas Usui untuk menyobek kedua paha Saito, tapi dengan ketenangannya, Saito berhasil menghujamkan pedangnya hingga Usui terlempar dan tewas. Sebelum tewas, Usui sempat melontarkan pujian tentang ketenangan Saito yang benar-benar tanpa belas kasihan.



Duel ini boleh dibilang menjadi yang paling "berisik" dalam rentetan episode tentang pemberontakan Juppongatana. Bukan karena adu kehandalan ber-katana, melainkan direcoki berbagai celotehan dari keduanya. Tanpa meremehkan Kenshin maupun yang lain, tapi mungkin ketenangan Saito justru menjadi kartu truf untuk melawan Usui, samurai tunanetra yang mempunyai pendengaran ekstra

No Response to "Duel Paling Berisik"