Jack in All Trade but Master in None

Frase idiomatik itu saya dapat ketika baca blog-nya Shiddiq. Kalau diartikan kurang lebih maksudnya adalah karakter orang yang bisa (walau sekedarnya) di berbagai bidang, tapi tidak ada satupun yang dikuasai secara mahir. Kalau di dalam sepakbola, istilahnya ada pemain yang bisa jadi kiper, jadi bek, gelandang, hingga striker, namun di semua posisi tersebut, dia tidak bisa memainkannya di atas level rata-rata. Ambil conntoh lain, seorang lulusan DKV tidak mempunyai spesifikasi tertentu. Dia mengerti konsep desain website sedikit, sedikit mengerti pula desain media cetak, olah multi media pun sedikit-sedikit.

Dalam kasus bidang studi saya, informatika, maka jamak ditemui karakter mahasiswa yang ngerti sedikit tentang database, ngerti sedikit tentang pemrograman multimedia, ngerti sedikit tentang jaringan, ngerti sedikit tentang proses dokumentasi. Kondisi berkebalikannya adalah ketika seorang mahasiswa informatika, dia sangat expert di bidang evolutionary and adaptive system (opoooo iki???), namun ketika ditanya tentang bidang selain itu, dia hanya garuk-garuk kepala.

Dalam kasus "Jack in All Trade but Master in None", maka penentu positif atau negatifnya terletak pada bagaimana dia mengelola softskill-nya. Mengapa demikian?

Ada seorang bocah, sebut saja dia "Zainal" (kenapa Zainal? karena sekarang sedang nonton Persepam vs Persija dan komentator tadi nyebut nama Zainal Arief). Zainal seorang alumni informatika dengan karakter Jack in All Trade but Master in None.

Kondisi pertama, sebuah korporasi membutuhkan seorang programmer dengan spesifikasi menguasai dasar website, tidak perlu tingkat dewa19, cukup mengertai skema programming dan konfigrasi jaringan. Ke depannya, akan disediakan upgrrading kepada si programmer untuk meningkatkan kapabilitasnya. Selain itu proyek akan dimulai dua pekan lagi setelah orientasi kerja, dengan demikian masih ada waktu untuk training. Dalam kasus ini, Zainal mempunyai peluang besar untuk memenuhi rekruitasi ini.

Kondisi kedua, korporasi di sebelahnya mencari ahli bidang database. Proyek sudah dimulai dan memasuki masa implementasi serta tidak ada sumber daya untuk dialokasikan training kepada karyawan baru yang berkarakter seperti Zainal. Dengan demikian peluang Zainal lolos rekruitasi kecil.

Kondisi ketiga, Zainal diberi kepercayaan menjadi seorang PM (Project Manager, bukan Pembuat Masalah lho). Kriteria PM yang mempunyai pengetahuan luas walau tidak terlalu spesifik tentu menjadi celah bagi Zainal untuk cocok di posisi ini.


Itu baru tiga contoh, sedangkan di dunia riil, contoh yang tersedia akan sangat beragam. Tidak ada rumusan yang eksak ataupun mutlak dalam memvonis seseorang di dunia kerja. Apakah karakter Jack in All Trade but Master in None berperan positif ataukahh tidak, sekali lagi tidak bisa dijustifikasi begitu saja. Penentu sukses karakter orang yang demikian akan ditentukan bagaimana kondisi tempat rekruitasi, ketersediaan kesempatan untuk meningkatkan kapabilitas di bidang yang pemahamannya hanya sebatas Jack. Dan yang lebih penting lagi adalah bagaimana nperan softskill untuk menempatkan kondisi diri agar berada di lingkungan yang tepat, mempromosikan diri, serta memotivasi diri untuk mau mempertinggi kapabilitas.

Saran untuk yang berkarakter Jack in All Trade but Master in None

Jangan minder, karena orang yang berkarakter Jack in All Trade but Master in None ternyata punya kelebihan yang jarang dimiliki oleh orang lain yang berkarakter "spesialis", yaitu mampu melihat suatu permasalahan dari berbagai sudut.

Asah softskill, khususnya yang berkaitan bidang yang harus dimatangkan. Softskill yang mutlak diperlukan untuk orang berkarakter Jack in All Trade but Master in None adalah komunikasi. Latih komunikasi sehingga kekurangan yang dimiliki tidak menjadi batu sandungan. Dengan komunikasi yang lincah, orang akan tetap mempercayakan suatu tugas kepada kalian. Tak hanya itu, dengan kejelian berkomunikasi, kesempatan menjadi entrepreneur justru akan lebih besar. Dengan bermodalkan komunikasi, kita dapat menjadi "promotor" karya orang-orang yang spesialis, bukankah itu artinya kita membuka lapangan kerja? :)

Perluas pergaulan. Jangan mengurung diri di kamar, apalagi meratapi nasib di bawah pancuran/shower T_T. Bergaulah dengan orang-orang yang mempunyai kapabilitas lebih lanjut di bidang yang kalian tidak kuasai. Ketika menjadi seorang web developer, maka suatu saat akan terjadi berbagai permasalahan yang membutuhkan pengetahuan tentang server, desain grafis, hingga finansial. Nah, dengan memperluas pergaulan, kekurangan dapat diantisipasi.

Pahami jalur karir. Sebagaimana diutarakan di kasus pertama, kedua, dan ketiga, maka seseorang harus tahu kecocokan rekruitasi yang diikutinya dengna karakter yang dimilikinya. Bagi yang berkarakter Jack in All Trade but Master in None, maka pastikan jalur karir yang akan dilalui mampu menerima kekurangan yang dimiliki dan cocok dengan kelebihan yang dipunyainya.

Akhir kata, tak perlu risau jika kalian tipikal Jack in All Trade but Master in None. Rezeki sudah ada yang mengatur, tugas kita berikhtiar sebaik mungkin :) awali dengan mengenal karakter diri :)

No Response to "Jack in All Trade but Master in None"